Senin, 14 Januari 2013

FITNAH DAN MENGHAKIMI

Bahan bacaan: Yakobus 4:11-12  Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?--

Seorang pria sudah beberapa kali tak ikut ibadah mingguan di persekutuan tempatnya bergabung. Suatu sore, dia ketemu seorang rekan sepersekutuan di suatu cara. Pria ini terkejut, karena temannya itu menginformasilkan orang-orang persekutuan menyebut dirinya telah kembali menjadi manusia lama.

Padahal, pria ini tak bisa ikut ibadah karena mengurus ayahnya yang masuk rumah sakit. Karena kondisinya memerlukan perawatan intensif, sehingga tak sempat ikut kebaktian dan lupa mengabari rekan-rekannya. Lalu, ada yang menyebarkan info di persekutuanya, bahwa pria ini sudah menyimpang dari jalan Tuhan. Dia sedih karena sudah difitnah dan dihakimi, tanpa ditanya sebelumnya.

Mengalami dan menikmati keselamatan dari Tuhan memang membuat hidup jadi luarbiasa. Dipindahkan dari  kegelapan ke terang, dari tak benar menjadi dibenarkan, dari orang berdosa jadi diampuni, dan dari orang terkutuk menjadi diberkati. Begitu kontras, antara kehidupan nerakawi dengan kehidupan sorgawi, karena mau percaya kepada Tuhan Yesus.

Status baru ini membuat sebagian orang Kristen merasa lebih dari orang lain. Seolah-olah semua itu didapatnya karena usahanya sendiri. Mereka lalu tergoda untuk menghakimi sesamanya dan menganggap dirinya paling benar. Apa yang dilakukan temannya dinilai dan dihakimi, berdalih menegor atau membongkar dosa.

Mereka tak sadar, kadang ucapannya dan sikapnya terhadap seseorang sudah kategori menghakimi, bahkan fitnah. Sering memberikan penilaian terlalu cepat, dan tanpa dasar. Hanya katanya dan katanya, tanpa bukti, sehingga jadi fitnah dan melukai orang lain.

Golongan seperti selalu ada di tengah-tengah orang percaya, yang menjadikan fitnah dan menghakimi sebagai hobi. Kalau bertemu,  dengan dalih sharing, malah menggosipi orang lain dan menghakiminya. Bukan malah membawanya dalam doa, kalaupun benar rekannya tersandung dalam suatu masalah.

Yakobus menyadari hal ini terjadi di tengah persekutuan orang percaya. Dia mengingatkan soal fitnah dan menghakimi. Hal ini selaras dengan Sabda Yesus dalam Matius 7:1-2  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.--

Malah Paulus menegaskan orang yang suka menghakimi sebenarnya masih hidup dalam soal yang dihakiminya tersebut. Mari baca dalam Roma 2:1  Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. --

Saudara, kalaupun ada rekan yang mengalami kejatuhan, jangan tergoda menghakimi dan memfitnahnya. Tuhan Yesus mengingatkan Petrus yang pernah menyangkalnya, agar menguatkan rekannya, bukan menghakimi yang akan membuat lemah. Lukas 22:32  tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."-- TUHAN YESUS RAJASORGA MEMBERKATI (Medan, 14 Januari 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar