Jumat, 25 Januari 2013

MAKAN DAN BEKERJA

Bahan bacaan: 2 Tesalonika 3:10  Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.--

Ada joke yang populer menggambarkan cara berpikir orang yang malas "Kerja dapat Rp 5 ribu, tak kerja Rp 5 ribu. Jadi lebih bagus kerja tak kerja, dapat Rp 10 ribu." Orang dengan tipe ini ada di sekitar kita. Ada yang memang tak mau bekerja, atau kalau pun bekerja, ingin hasil yang wah, tak sepadan dengan pekerjaaannya.

Mereka ini berkhayal, tak perlu mengeluarkan keringat dan  memeras otak, tapi uang banyak. Mentalnya menjadi peminta-minta, dan pemalas. Kalau ada pekerjaan yang memerlukan tenaga dan pikiran, cenderung menghindar. Kalaupun kerja, ingin digaji tinggi.

Banyak sarjana menganggur yang kerjanya tiap hari melamar. Mereka bergantung kepada orangtua atau keluarga untuk kebutuhan sehari-hari. Bukannya tak ada pekerjaan, tapi memilih-milih, maunya di kantor dan digaji tinggi. Tak banyak yang mau merintis dari bawah, akibatnya ya menganggur

Sementara di jalanan dan pelayanan publik makin banyak orang yang hidup dari pemerasan. Atas nama pemuda setempat menagih uang keamanan dari toko, karena ingin kaya cepat, menghalalkan segala cara. Ada menyelundup, memalsukan, korupsi, bahkan bisnis narkoba.

Paulus membuktikan ucapanya soal bekerja. Kendati sebagai Hamba Tuhan yang pelayanannya tak diragukan, dia memilih tetap bekerja sebagai tukang tenda untuk memenuhi kebutuhannya. Paulus tak menggunakan haknya sebagai pekerja di ladang Tuhan. Sebagaimana dituliskannya dalam 1 Timotius 5:18  Bukankah Kitab Suci berkata: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya."--

Rasul Paulus memilih tak mau menyusahkan yang dilayaninya, walau dalam kondisi kekurangan. 2 Korintus 11:9  Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengah kamu, aku tidak menyusahkan seorang pun, sebab apa yang kurang padaku, dicukupkan oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagi kamu, dan aku akan tetap berbuat demikian.--

Agar tak menyusahkan, Paulus memilih jadi tukang buat kemah. Kisah Para Rasul 18:2-3  Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.--

Jadi saudara, mari renungkan, bagi yang masih menganggur, apa yang membuatnya, apa karena memilih-milih pekerjaan? Lalu, yang mendapat uang dari pekerjaan tak tak pantas, segeralah bertobat. Jika saudara mau makan enak, ya bekerjalah. TUHAN YESUS KRISTUS RAJA SORGA MEMBERKATI. (Medan, 25 Januari 2013)

Rabu, 23 Januari 2013

STOP, JANGAN BUNUH DIRI !

Bahan bacaan: Mazmur 43:5  Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Tuhan! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Tuhanku!--

Kota Medan kemarin tergoncang dengan kabar bunuh diri seorang anggota polisi. Petugas yang seharusnya melindungi orang lain, malah tak bisa melindungi diri sendiri, dan nekad menghabisi nyawa sendiri, dengan gantung diri. Polisi ini memiliki masalah terkait dengan istrinya yang pisah ranjang dan mutasi dari tempat kerjanya.

Kasus bunuh diri bukan kali ini saja terjadi, belakangan makin banyak, dari status sosial dan latar belakang yang berbeda-beda. Alasannya macam-macam, namun intinya keputusasaan, karena tak ada solusi atas masalah yang dihadapinya. Daya tahan manusia sekarang makin lemah terhadap masalah.

Ada karena dapat nilai jelek dari guru, memutuskan bunuh diri. Kasus lain, karena dimarahi orangtua, nekad minum serangga. Alasannya makin sepele untuk bunuh diri. Betapa rapuhnya manusia di zaman ini, menghadapi tekanan hidup.

Pemazmur dalam bacaan kita di atas juga mengalami tekanan dalam hidupnya. Jiwanya tertekan, dan hatinya gelisah karena masalah yang dihadapinya. Namun, ia tak memutuskan bunuh diri karena tahu, ada Tuhan, tempat mengadu dan bersedia menolong, dengan segala sumber dayaNya yang tak terbatas.

Paulus menegaskan masalah yang kita hadapi, tak lebih besar dari kemampuan kita menghadapinya. Tuhan juga tak biarkan masalah terjadi tanpa solusi. Tuhan Yesus mengizinkan masalah untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Mari baca dua bagian Alkitab berikut.

1 Korintus 10:13  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Tuhan setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.-- Roma 8:28  Kita tahu sekarang, bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Tuhan.--

Kita hanya perlu datang kepada Tuhan Yesus untuk mendapat kelegaan, dan mau memikul kuk yang dilpasangNya bagi kita, untuk mendapat ketenangan. Kelegaan sifatnya sementara, sedangkan ketenangan sifatnya tetap. Mari renungkan Matius 11:28-30  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." --

Jadi apapun masalahmu, sekecil apapun, datanglah kepada Tuhan Yesus pasti ada solusi. Serahkan masalahmu dan hidupmu ke tanganNya, Dia akan menolong dan menuntunmu. 1 Petrus 5:7  Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.--TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI.(Tim KKS, Medan, 24 Januari 2013)

Minggu, 20 Januari 2013

BANJIR PUN TAKLUK KEPADA TUHAN YESUS

Bahan bacaan: Markus 4:39, 41  Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"--

Jakarta darurat! Jakarta lumpuh!  Air dalam jumlah besar mendatangi Jakarta, baik yang dikirim dari Bogor sekitarnya, maupun yang turun dari atas dalam bentuk hujan. Sontak jeritan minta tolong dan teriakan doa menggema, yang bisa dipantau di media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan BlackBerry Messenger.

Kompas 16 Januari 2013 pun menurunkan headline: Ibukota Tanpa Harapan. Ini menggambarkan kegelisahan, ketakutan, dan ketidakberdayaan manusia terhadap alam. Kecerobohan manusia mengelola alam, ditambah adanya faktor alam di luar kendali manusia, menebar teror bagi warga Jakarta lewat banjir.

Bagaimana dengan anak-anak Tuhan yang saat ini menderita akibat banjir? Apakah ikut kehilangan harapan, lalu mengutuki orang lain, atau mungkin kecewa kepada Tuhan? Alkitab mencatat peristiwa penting betapa alam takluk kepada Tuhan Yesus. Keganasannya alam tak ada apa-apanya di hadapan Tuhan Yesus.

Saat murid bersama Tuhan Yesus di tengah danau, datang badai dan ombak besar melanda perahu. Murid mulai kehilangan harapan dan akhirnya membangunkan Tuhan Yesus yang tertidur di buritan. Lalu Tuhan Yesus mengambil alih kendali, dan hanya dengan ucapan, badai dan danau kembali teduh!

Luarbiasa, kuasa Tuhan Yesus atas alam. Sampai murid melontarkan pernyataan seperti pada bacaan kita di Markus tadi. Kok alam patuh kepada Tuhan Yesus. Siapa rupanya Tuhan Yesus? Dia adalah pencipta (Yohanes 1:3), Rajasorga (Matius 25: 31-46), penguasa bumi dan sorga (Matius 28:18). Itu sebabnya semua takluk di hadapan Tuhan Yesus.

Ketiadaan harapan saat bencana mengingatkan kita dengan peristiwa orang Israel yang terjepit di Laut Merah, saat dikejar tentara Mesir. Keluaran 14:11-12  dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."--

Namun, Musa mengingatkan bahwa Tuhan itu Mahakuasa, berkuasa atas segala sesuatu. Keluaran 14:13-14  Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."--

Jadi saudara, saat ada bencana, saat banjir melanda, jangan biarkan hidupmu tanpa harapan. Bergantunglah kepada Tuhan Yesus Kristus, yang adalah penguasa jagad raya. Milikilah hubungan pribadi dan komunikasi yang intens denganNya. PertolonganNya selalu tepat pada waktuNya. TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI.(Sumatera Barat, 18 Januari 2013, Tim KKS)

Sabtu, 19 Januari 2013

BERTAHAN DALAM KEBENARAN

Bahan Bacaan: Galatia 4:16  Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?--

Seorang siswa SMP dijauhi beberapa teman sekelasnya Ternyata penyebabnya, karena dia menolak ikutan merokok bersama temannya saat bubaran sekolah. Temannya makin benci  karena saat ulangan, dia tak mau membagikan kunci jawabannya.

Sementara seorang bendahara di kantor pemerintah harus rela nonjob alias tanpa jabatan, karena berani menolak permintaan atasan mengeluarkan uang di luar prosedur. Dia jadi bahan olok-olok karena dinilai tak memanfaatkan jabatannya, ketinggalan zaman dan tak mengerti permainan.

Banyak kasus seperti siswa SMP dan bendahara ini. Saat suara mayoritas menganggap sesuatu itu biasa, sudah lumrah, dan bukan lagi dosa, maka yang tak mau ikutan dianggap sebagai musuh. Sekarang muncul istilah, jangan melawan arus zaman. "Ikut saja, biar aman," itu nasihat yang sering terdengar.

Tak heran, banyak orang yang mengaku sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, tenggelam dalam hiruk pikuk zaman, menjadi kompromi. Tak nampak perbedaannya dengan orang yang tak kenal Tuhan. Perilakunya sama saja, ucapannya tak beda, seperti syair  lagu, "....aku dan kau, sama saja..."

Padahal, Paulus menegaskan, kita tak boleh sama dengan dunia ini, walau masih tinggal di dunia ini. Roma 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhan: apa yang baik, yang berkenan kepada Tuhan dan yang sempurna.--

Tuhan Yesus memanggil kita menggarami (supaya ada rasa dan tak membusuk) dan terang (menyingkirkan kegelapan) dari dunia ini (Matius 5:13-14). Jadi warna harus jelas, sebagai pengikut Tuhan Yesus harus tetap bertahan dalam kasih dan kebenaran, agar menjadi saksi di sekelilingnya. Kendati karena iman tersebur, jadi dimusuhi orang lain. Kendati beda dan kontras dengan arus utama di zaman ini.

Paulus menyadari konsekuensi iman dan kesaksiannya. Saat dia menyampaikan kebenaran, bisa saja ada yang tak terima dan menjadi benci. Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita dipanggil membawa damai, menyebar kasih ke sesama di dalam kebenaran. Tentu saja kita tak boleh memusuhi orang lain, kendati mereka memusuhi kita karena kebenaran yang kita anut.

Tuhan Yesus sudah mengingatkan hal seperti bisa dialami para pengikutNya. Yohanes 16:33  Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."-- 

Ini sungguh melegakan, sebab kendati ada tantangan, Tuhan Yesus jamin damai sejahteraNya ada dalam diri kita. Selamat bersaksi dan hidup dalam kebenaran. TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI (Sumatera Barat, 17 Januari 2013, Tim KKS)

Jumat, 18 Januari 2013

WASPADAI ZONA NYAMANMU

Bahan Bacaan: Matius 17:4-5  Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."--

Siapa yang tak suka kenyamanan. Maunya, tak ada masalah, tak ada gangguan, semua berjalan lancar dan yang ada sukacita. Manusia saat masuk dalam zona nyaman seperti itu, tentu tak ingin momen itu berakhir, dan kalau bisa bertahan selama mungkin.

Zona nyaman itu yang dialami Petrus beserta dua rekannya berada di gunung bersama Tuhan Yesus, tiba-tiba mata mereka terbuka melihat Musa dan Elia. Petrus ingin menikmati terus suasana tersebut, dan tak ingin berakhir. Dia ingin situasi itu permanen, lalu menawarkan cara agar suasana itu tak berakhir, dengan membangun kemah.

Namun, keinginan Petrus yang ingin menikmati terus zona nyaman mendapat interupsi dari sorga. Suara dari sorga menegaskan yang harus didengar hanyalah Tuhan Yesus Kristus. Bukan suara dunia ini, bukan keinginan manusia yang ingin nyaman, tapi yang harus didengarkan dan diikuti hanyalah Tuhan Yesus Kristus.

Selama masih di dunia ini, kita para pengikutnya tak diminta Tuhan Yesus meninggalkan dunia. Malah kita diutus ke tengah serigala, dan pergi ke seluruh dunia untuk menjadikan mereka murid. Matius 10:16  "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.-- Matius 28:19  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,--

Ini yang dialami Paulus, dia rela meninggalkan zona nyaman sebagai orang farisi, pemimpin agama Yahudi, murid guru terkenal Gamaliel dan berbagai fasilitas lainnya, mengikut dan melayani demi Tuhan Yesus Kristus. 2 Timotius 1:12  Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.--

Paulus juga menuliskan 2 Korintus 4:9  kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.-- 2 Korintus 12:10  Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.--

Zona nyaman bisa membuat kita lalai akan panggilan Tuhan dalam hidup kita. Hidup tanpa tantangan akan membuat hidup kehilangan dinamika. Masalah justru membuat kita makin tergantung kepada Tuhan Yesus. Ini yang sering dilukiskan pemazmur, seperti rajawali yang makin stabil terbang, saat angin kencang menerpanya.

Bagi setiap orang zona nyamannya berbeda-beda. Ada yang zona nyamannya kalau banyak uang, ada pula hobinya, nonton bola, ada keluarganya, ada teman-temannya, bahkan ada gereja/persekutuannya. Bukan berarti itu salah, tapi jika itu membuatmu lupa dari tugas dan panggilan Tuhan Yesus buatmu, jika sesuatu itu tak boleh tidak, maka ya saatnya memutuskan 'meninggalkan' zona nyamanmu. TUHAN YESUS KRISTUS MEMBERKATI (Sumatera Barat, 16 Januari 2013, Tim KKS)

Kamis, 17 Januari 2013

RAHASIA SUKSES BELAJAR FIRMAN TUHAN

Bahan Bacaan: Lukas 24:45  Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.--

Seorang pria pekerja yang sedang sungguh-sungguh mencari kebenaran, memutuskan untuk masuk sekolah teologia. Dia merasa dengan sekolah, ia akan lebih mengerti isi Alkitab dan bisa menjelaskan ke orang lain. Secara pribadi, pria ini sudah berupaya mempelajari sendiri isi Alkitab, tapi malah tambah bingung.

Lalu, dia atas saran temannya, membeli beberapa versi buku tafsir Alkitab. Segera pria ini tambah bingung, sebab uraian antara yang satu dengan yang lain membuatnya bingung. Bukan malah tambah mengerti, eh makin tak paham apa isi Alkitab.

Setelah menjadi mahasiswa teologia, di sela kesibukannya bekerja, pria ini terkejut menemukan fakta, di sekolah itu, dia belajar pendapat-pendapat pakar mengenai Alkitab. Rupanya, banyak aliran dan pemahaman tentang Alkitab, yang kadang antara yang satu dengan yang lain berbeda dan kontras. Alhasil, pria tersebut, bukan makin paham Alkitab, tapi makin bingung.

Ini hanyalah contoh kasus yang bisa saja dialami orang lain. Walau tak semua, ada yang memang setelah sekolah teologia, mengaku pikirannya makin dicerahkan  dan pemahamannya meningkat. Kegairahan manusia belajar kitab suci memang sudah lama ada, sejak dulu kala.

Namun, Tuhan Yesus Kristus mengungkap banyaknya orang salah motivasinya dalam mempelajari Alkitab. Mereka belajar untuk dirinya sendiri, agar bisa paham dan ahli menjelaskan ke orang lain. Ini kita baca dalam Yohanes 5:39-40  Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.--

Sentral Alkitab adalah Tuhan Yesus Kristus. Kendati dituliskan pada zaman yang berbeda, oleh orang yang berbeda, tapi diilhamkan satu pribadi, yakni Tuhan sendiri. Fokusnya Tuhan Yesus sendiri, apapun kitab yang dibaca. Jadi, setiap upaya belajar Alkitab yang tak menjadikan Tuhan Yesus Kristus sebagai fokusnya, dipastikan pemahaman akan melenceng dari kebenaran.

Kebenaran merupakan misteri, yang kunci jawabannya ada di tangan Tuhan Yesus sendiri. Kunci jawaban hanya diberikan Tuhan Yesus kepada muridNya, yakni siapa yang mau percaya dan taat kepadaNya. Mari baca dalam Matius 13:11  Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.--

Alkitab hanya bisa dimengerti seseorang jika pikirannya dibuka oleh Tuhan Yesus. Itu yang kita baca tadi di awal pada rekaman Injil yang ditulis Lukas. Untuk itu, cara mudah belajar Alkitab, adalah mendaftar menjadi murid Tuhan Yesus Kristus, sekarang juga, dan memohon Dia membuka pikiranmu agar memahami Alkitab. Fokuslah kepada Tuhan Yesus dan pengajaranNya, jadilah mulailah belajar dari kitab Injil, Matius, Markus, Lukas hingga Yohanes.

Baca, hapalkan dan pelajari Sabda Tuhan Yesus terlebih dahulu, kendati belum sungguh mengerti. Sebab semua isi Alkitab, dari Kejadian hingga Wahyu, fokusnya tentang Tuhan Yesus. Ini akan sangat menolong saat Tuhan gerakka belajar kitab yang lain. Selamat belajar. TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI.(Tim KKS, Dharmasraya Sumatera Barat, 15 Januari 2013).

Senin, 14 Januari 2013

FITNAH DAN MENGHAKIMI

Bahan bacaan: Yakobus 4:11-12  Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?--

Seorang pria sudah beberapa kali tak ikut ibadah mingguan di persekutuan tempatnya bergabung. Suatu sore, dia ketemu seorang rekan sepersekutuan di suatu cara. Pria ini terkejut, karena temannya itu menginformasilkan orang-orang persekutuan menyebut dirinya telah kembali menjadi manusia lama.

Padahal, pria ini tak bisa ikut ibadah karena mengurus ayahnya yang masuk rumah sakit. Karena kondisinya memerlukan perawatan intensif, sehingga tak sempat ikut kebaktian dan lupa mengabari rekan-rekannya. Lalu, ada yang menyebarkan info di persekutuanya, bahwa pria ini sudah menyimpang dari jalan Tuhan. Dia sedih karena sudah difitnah dan dihakimi, tanpa ditanya sebelumnya.

Mengalami dan menikmati keselamatan dari Tuhan memang membuat hidup jadi luarbiasa. Dipindahkan dari  kegelapan ke terang, dari tak benar menjadi dibenarkan, dari orang berdosa jadi diampuni, dan dari orang terkutuk menjadi diberkati. Begitu kontras, antara kehidupan nerakawi dengan kehidupan sorgawi, karena mau percaya kepada Tuhan Yesus.

Status baru ini membuat sebagian orang Kristen merasa lebih dari orang lain. Seolah-olah semua itu didapatnya karena usahanya sendiri. Mereka lalu tergoda untuk menghakimi sesamanya dan menganggap dirinya paling benar. Apa yang dilakukan temannya dinilai dan dihakimi, berdalih menegor atau membongkar dosa.

Mereka tak sadar, kadang ucapannya dan sikapnya terhadap seseorang sudah kategori menghakimi, bahkan fitnah. Sering memberikan penilaian terlalu cepat, dan tanpa dasar. Hanya katanya dan katanya, tanpa bukti, sehingga jadi fitnah dan melukai orang lain.

Golongan seperti selalu ada di tengah-tengah orang percaya, yang menjadikan fitnah dan menghakimi sebagai hobi. Kalau bertemu,  dengan dalih sharing, malah menggosipi orang lain dan menghakiminya. Bukan malah membawanya dalam doa, kalaupun benar rekannya tersandung dalam suatu masalah.

Yakobus menyadari hal ini terjadi di tengah persekutuan orang percaya. Dia mengingatkan soal fitnah dan menghakimi. Hal ini selaras dengan Sabda Yesus dalam Matius 7:1-2  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.--

Malah Paulus menegaskan orang yang suka menghakimi sebenarnya masih hidup dalam soal yang dihakiminya tersebut. Mari baca dalam Roma 2:1  Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. --

Saudara, kalaupun ada rekan yang mengalami kejatuhan, jangan tergoda menghakimi dan memfitnahnya. Tuhan Yesus mengingatkan Petrus yang pernah menyangkalnya, agar menguatkan rekannya, bukan menghakimi yang akan membuat lemah. Lukas 22:32  tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."-- TUHAN YESUS RAJASORGA MEMBERKATI (Medan, 14 Januari 2013)

Minggu, 13 Januari 2013

LIHAT MASALAH DARI PERSPEKTIF TUHAN

Bahan bacaan: Yohanes 11:11-13  Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."
Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.--

Lazarus, saudara Marta dan Maria, pada bacaan kita ini, dalam perspektif/pandangan manusia, telah mati. Artinya, nafasnya telah lenyap, denyut nadi dan jantung telah senyap. Lebam mayat makin lama makin jelas pada tubuh kaku Lazarus.

Ini yang dijelaskan dalam Mazmur 146:4  Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.-- Seseorang yang mati, maka rohnya akan meninggalkan tubuh jasmaninya. Tubuh itu secara perlahan tapi pasti membusuk menjadi debu tanah.

Namun, dalam perspektif/pandangan Tuhan Yesus Kristus, ternyata Lazarus sedang tidur. Namanya tidur, tentu saja bisa dibangunkan kembali. Ini sempat membuat bingung para murid waktu itu, kenapa Tuhan Yesus menyebut sedang tidur orang yang telah mati. Satu masalah, satu kejadian, satu fenomena, tapi perspektif berbeda dan kontras!

Tuhan Yesus bukan hanya pada kematian Lazarus saja menyebut yang mati sebagai orang tidur. Mari baca dalam Matius 9:18, 24  Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia. --

Ternyata dalam perspektif Tuhan Yesus, orang mati hanyalah sedang tidur, menunggu bangun untuk kekekalan, apakah hidup.kekal di sorga, atau siksaan kekal di neraka. Itu sebabnya Tuhan Yesus menegaskan dalam Yohanes 11:25-26  Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" --

Saatnya orang percaya memutuskan, apakah mengikuti perspektif manusia atau perspektif Tuhan Yesus? Apakah ikut perspektif manusia, yang menganggap kematian sebagai sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang harus ditangisi, atau sesuatu yang malah dipestakan. Atau ikut perspektif Tuhan Yesus, yang menegaskan orang mati hanya tidur. Jadi, kalau orang yang mati di mata Tuhan adalah orang tidur, apakah pantas ditangisi, ditakuti, dimusiki atau dipestakan?

Saudara terkasih, dalam banyak hal, manusia hanya melihat sesuatu dari sudut pandangnya saja, yang terbatas dan belum tentu benar. Renungan hari ini, mengingatkan kita, untuk melihat apapun dari perspektif Tuhan Yesus, yang pasti benar dan akurat. Bukan hanya soal kematian saja. Jadi, tak salah lagi  dalam merespons atau mengantisipasinya. TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI(Medan, 13 Januari 2013, Tim KKS)

Sabtu, 12 Januari 2013

MENIKMATI MUJIZAT DARI TUHAN YESUS

Bahan Bacaan: Yohanes 4:48  Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."--

Banyak orang yang menyebut dirinya sebagai orang Kristen, sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, tapi tak pernah merasakan adanya kuasa Tuhan menopang hidupnya. Dia merasa hidup biasa-biasa saja, bahkan terbelit dari satu masalah ke masalah lain. Apakah Tuhan itu nyata adanya, berkuasa, menolong dan tetap berkarya, masih teori baginya.

Mengapa bisa terjadi begitu. Padahal Alkitab dan kesaksian orang percaya membuktikan, Tuhan Yesus masih hidup dan.memerintah sebagai Rajasorga sampai sekarang. Dia menjanjikan dan membuktikan janjiNya menyertai orang percaya sampai sekarang. Ini sesuai sabdaNya dalam Matius 28:20  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."--

Tentu saja semua ingin agar Tuhan memberkati hidupnya. Semua mau persoalannya bisa selesai atas pertolongan Tuhan. Saat lemah dikuatkan, saat sedih dihibur, saat sendirian ditemani, saat bergumul ada jalan keluar, dan lain-lain. "Kok semua ini jarang atau tak pernah terjadi dalam hidupku!"  Mungkin kalimat ini yang dilontarkan sebagian orang Kristen.

Saat pegawai istana datang kepada Tuhan Yesus karena anaknya hampir mati, ada pernyataan dari Tuhan: "jika tak ada tanda dan mujizat, kamu tak percaya!" Artinya, percaya menjadi kata kunci untuk menikmati kuasa Tuhan. Percaya merupakan prasyarat menerima tanda mujizat dari Tuhan Yesus. Jadi, sebelum berharap dan menginginkan kuasa Tuhan bekerja, tanyakan kepada diri masing-masing, tanya di hadapan Tuhan, apakah sudah benar saya ini orang percaya?

Atau jangan-jangan mulut  saja yang mengaku sebagai orang percaya, tapi hati belum. Masih meragukan Tuhan mampu, bahkan lebih dari mampu menyelesaikan persoalan hidup manusia. Lebih bahaya, kalau mendua, satu sisi mau percaya, di sisi lain tak percaya. Hal ini akan menghalangi kuasa Tuhan bekerja dalam hidup seseorang.

Percaya kepada Tuhan Yesus, berarti mengakui bahwa Dia Mahakuasa, satu-satunya penguasa di alam semesta, pencipta segala sesuatu, Rajasorga, dan Juruselamat manusia. Lalu, menerima Dia untuk hadir dalam hidupmu, bukan sebagai tamu, tapi sebagai Raja yang mengatur dan memperbaiki kerusakan hidup kita. Tugas kita adalah mematuhiNya, menaatiNya dan melakukan apa kehendakNya serta yang diperintahkanNya.

Tuhan Yesus menyamakan arti percaya dengan taat. Mari baca dalam Yohanes 3:36  Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Tuhan tetap ada di atasnya." --

Tuhan Yesus juga menegaskan orang percaya diberi kesempatan melihat kemuliaan Tuhan dan hal-hal yang dahsyat.  Yohanes 11:40  Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Tuhan?"  Yohanes 1:50  Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."--

Jadi, bagi orang percaya, menikmati kuasa dan mujizat Tuhan Yesus adalah menu sehari-hari. Berjalan dalam tuntunan Tuhan, menikmati pemeliharaanNya, mendengar teguran dan peringatanNya, dan komunikasi yang akrab dari waktu ke waktu. Sejak bangun pagi, hingga tidur malam, orang percaya merasakan kehadiran Tuhan Yesus dalam hidupnya. TUHAN YESUS RAJASORGA MEMBERKATI(Medan, 12 Januari 2013, TIM KKS)

Jumat, 11 Januari 2013

TUHAN BERIKAN PENGERTIAN DALAM SEGALA SESUATU

Bahan Bacaan: 2 Timotius 2:7  Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.--

Semua harus mengakui keterbatasan manusia, dalam segala hal, apakah itu tenaga, usia, kesehatan, ruang gerak, termasuk pengertian/kecerdasan. Itu sebabnya manusia berupaya mengatasi keterbatasan itu dengan belajar, olahraga, jaga kesehatan/diet dan mengonsumsi obat-obatan/suplemen.

Tapi dalam perjalanan waktu dan fakta membuktikan, keterbatasan tetap keterbatasan. Sekeras apapun seseorang belajar tetap terbatas untuk memahami banyak hal. Seseorang bisa saja tampaknya ahli dalam satu bidang, tapi belum tentu mampu dalam bidang lain. Untuk bisa tetap mengerti, manusia harus terus menerus belajar.

Paulus menyadari benar keterbatasan dirinya. Kendati dia secara intelektual hebat yang pernah menjadi murid Gamaliel, bisa beragam bahasa, menguasai berbagai pengetahuan, tetap saja Paulus tahu betapa lemahnya dirinya. Ketika Paulus memutuskan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Rajanya dan hidup melayaniNya, dia merasakan sesuatu yang beda dari sebelumnya.

Paulus menikmati tuntunan dan pengajaran Tuhan baginya setiap waktu. Hal-hal yang tak dimengertinya, menjadi bisa dipahami ketika Paulus bergantung penuh kepada Tuhan Yesus. Pelayanan Paulus bisa berjalan baik karena Tuhan selalu memberikan pengertian bagi dia dalam segala hal.

Pengertian dari Tuhan Yesus yang diberikan bagi hambaNya bukan hanya terbatas soal Firman Tuhan, tapi juga bidang-bidang lain. Lihatlah bagaimana Paulus bicara mengenai budaya Yunani di Athena. (Baca dalam Lukas 17:16-34). Dia dengan pengertian dari Tuhan bisa mengarahkan tulisan di patung untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Dari pengalaman pribadinya, Paulus berani menuliskan kepada Timotius bahwa Tuhan Yesus memberikan pengertian dalam segala yang diperlukan dalam pelayanan dan hidup sehari-hari. Ini bukan hanya janji, tapi merupakan kepastian. Tuhan Yesus menyatakan hal itu juga dalam Yohanes 14:26  tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.--

Roh Tuhan yang ditempatkannya dalam diri kita, Dia mengajar kita tentang segala sesuatu. Ini yang dialami Paulus, dan kemudian disampaikannya kepada Timotius. Senada disampaikan dalam Yakobus 1:5, supaya yang kekurangan hikmat meminta kepada Tuhan Yesus. Luarbiasa, fasilitas yang disediakan Tuhan bagi setiap pengikutNya.

Jadi saudara, kita tak perlu khawatir bagaimana hidup di dunia ini, bagaimana dalam pelayanan, bagaimana dalam pekerjaan, rumah tangga, keluarga, dan lain-lain. Tuhan Yesus memberikan pengertian untukmu. Kita hanya perlu taat, dan.bergantung padaNya. Mintalah setiap pagi hikmat dan pengertian untuk menjalani hari-harimu.

Sebagai pelajar dan mahasiswa, minta pengertian dari Tuhan Yesus memahami pelajaranmu, sebagai pekerja untuk bekerja dengan baik, sebagai suami bagaimana memperlakukan istri dan sebaliknya, sebagai Hamba Tuhan bagaimana melayani, sebagai tetangga, sebagai warga negara, dan lain-lain, apapun posisimu.

Ini bukan hanya janji, tapi sudah terbukti! Kalau saudara ingin menikmati bukti ini juga, datanglah kepada Tuhan Yesus. Serahkan dirimu secara total dan biarkan Dia membenahi seluruh hidupmu. Tuhan Yesus memberimu pengertian dalam segala hal. TUHAN YESUS KRISTUS MEMBERKATI. (Tim KKS, Medan 11 Januari 2013).

Kamis, 10 Januari 2013

MENERIMA DIDIKAN DAN AJARAN TUHAN

Bahan Bacaan: Amsal 3:11-12  Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.--

Seorang anak ketika ditanya untuk apa pergi ke sekolah, ia menjawab, " agar pintar!" Banyak anak yang berpendapat yang sama. Tujuannya hanya untuk pengetahuan, yakni pintar. Guru sekarang pun kebanyakan fokus membuat anak didiknya pintar.

Salomo dalam Amsal yang kita baca tadi menyebutkan Tuhan bukan hanya mengajar, tapi mendidik dan memberi peringatan. Motivasi Tuhan adalah karena Dia mengasihi manusia yang diciptakanNya. Salomo mengidentikkannya seperti seorang ayah/orangtua yang mengasihi anaknya.

Hal yang sama juga dituliskan di Kitab Ibrani. Mari baca dalam Ibrani 12:9-10  Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.--

Apa beda mengajar dengan mendidik? Secara umum mengajar berkaitan dengan knowledge/pengetahuan. Mendidik adalah membentuk karakter atau kebiasaan baik. Ini merupakan bagian tersulit, sebab mendidik memerlukan kesabaran, konsistensi, dan pengorbanan. Sekarang banyak yang pintar, namun tak berkarakter.

Mendidik seseorang agar berkarakter harus rela mengulang-ulang yang mungkin yang membuat bosan, sejak masih kecil. Itu sebabnya Salomo meminta jangan menolak dan bosan. Harus rela pula memberi peringatan manakala menyimpang dari kebenaran. Ini yang dilakukan Tuhan terhadap manusia sejak penciptaan sampai sekarang.

Namun banyak manusia sekarang termasuk sebagian yang mengaku sebagai orang Kristen, menolak didikan Tuhan dan bosan jika diingatkan berulang kali. Manusia sekarang cenderung hidup semau gue, tak mau mendengar tegoran. Fakta nyata, lihatlah di jalan raya, egoisme dan kecuekan manusia sangat terasa.

Tuhan juga meminta tanggung jawab orangtua mengajar dan mendidik. Salomo menyebutkan dalam bacaan tadi, motivasi mengajar dan mendidik adalah kasih. Jadi orangtua yang benar mengasihi anak-anaknya, harus menyediakan waktu untuk mendidik dan mengajar. Kesibukan mencari nafkah tak bisa jadi lepas dari tanggung jawab ini.

Musa sudah menggariskan ini menjadi kewajiban bagi orangtua. Mari baca dalam Ulangan 6:6-7  Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.--

Saudara terkasih, jika Anda sudah menjadi orangtua, apa sudah melakukan tugasmu mendidik dan mengajar anakmu? Bagi kita semua, apakah kita selama ini justru menolak dan bosan terhadap didikan dan ajaran Tuhan Yesus Kristus. Mari saudara, berdoalah Tuhan lembutkan hati kita, agar dengan senang hati menerima didikan dan ajaran Tuhan Yesus. (Medan, 10 Januari 2013, Tim KKS)

Selasa, 08 Januari 2013

PRIA DAN WANITA YANG LEMAH LEMBUT

Bahan Bacaan: Matius 5:5  Berbahagialah orang yang lemah lembut,karena mereka akan memiliki bumi.--

Banyak yang mengaitkan kelemahlembutan dengan sifat suku bangsa. Etnis A dianggap lembah lembut, karena bicaranya pelan dan lembut. Sementara etnis B dianggap keras, karena ucapannya keras dan cenderung kasar. Apakah benar demikian?

Zaman ini makin ketat persaingan dan hidup yang makin keras pula. Fakta, sikap kasar bukan lagi monopoli satu etnis atau suku bangsa. Kita sering diperhadapkan dengan sikap kasar, vandalisme, tak sopan dan melecehkan, dari orang dengan latar belakang etnis dan agama yang beragam. Jadi karakter seseorang, tak lagi terkait dengan etnis atau agama.

Lemah lembut bukan hanya ucapannya saja yang pelan. Banyak yang bicaranya pelan, tapi hatinya keras, atau sering disebut keras kepala, susah dinasihati. Ada yang kata-katanya lembut, tapi menghujam hati yang mendengar, begitu menyakitkan. Sebaliknya, ada yang mengklaim hatinya sebenarnya lembut, hanya ucapan dan perilakunya saja yang kasar. Apa ini yang lemah lembut?

Lembek tak sama dengan lemah lembut. Lembek menjadikan manusia tak memiliki prinsip. Kelemahlembutan membuat seseorang lentur dan fleksibel, tak lagi kaku. Tapi memegang teguh keyakinannya, namun disampaikan dan diekspresikan secara lembut, tanpa arogansi.

Kelemahlembutan harus dimulai dari dalam, dari hati. Ciri seseorang yang hatinya lembut, dia akan peka terhadap orang lain, mau mendengar, terbuka terhadap masukan dan kritik. Orang yang hatinya keras, akan sulit menerima orang lain, dan merasa hanya dirinya saja yang benar. Kebenaran juga akan sulit diterima orang yang hatinya keras.

Hati yang lembut akan menghasilkan ucapan dan perilaku yang lembut. Ini juga dinyatakan Tuhan Yesus dalam Lukas 6:45  Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."-- Jadi, tak bisa mengklaim dirinya lembut, tapi ucapan kasar. Jangan berlindung di balik pernyataan: memang sudah sifatku begitu.

Sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, kita wajib lemah lembut. Sebab Dia, yang adalah Raja, Guru dan Gembala kita, sangat amat lembut. Mari baca dalam Matius 11:29  Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.-- Kabar baiknya bagi kita, Tuhan Yesus Kristus bilang kelemahlembutan bisa dipelajari setiap orang. Tuhan Yesus mengundang kita belajar hal itu darinya.

Bacaan kita tadi Matius, yang merupakan bagian khotbah di bukit, Yesus menyatakan orang lemah lembut memiliki bumi. Luarbiasa, sebab dunia ini memang memerlukan orang yang lemah lembut. Salomo menyatakan orang yang lemah lembut bisa menyelesaikan pertikaian.

Amsal 15:1, 4  Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. Amsal 25:15  Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang.--

Pria yang lembut bukanlah pria yang kewanita-wanitaan. Pria tetaplah gentleman, hanya hatinya lembut, dan mengalir ke ucapan serta perilaku. Kelemahlembutan bukan dibuat-buat, jika itu memang bukan dari hati, pasti akan terbongkar suatu saat. Topeng kelembutan sering muncul saat baru kenalan, tetapi seiring waktu, kepalsuan akan ditelanjangi.

Ingin saudara memiliki karakter lemah lembut. Belajarlah kepada Tuhan Yesus Kristus. Minta Dia jamah dan lembutkan hatimu terlebih dahulu. Lalu, belajarnya mengucapkan kata-kata dengan lembut dan berperilaku lembut. Tuhan Yesus pasti menolong setiap muridNya untuk lemah lembut. TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI.(Medan, 9 Januari 2013, Tim KKS)

Senin, 07 Januari 2013

PELUANG BESAR BAGI ORANG JUJUR

Bahan Bacaan: Amsal 3:32  karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat. --

Ada pepatah bahasa Indonesia: jujur maka mati terbujur. Ada beberapa maknanya, antara lain, hanya orang mati yang bisa jujur, sementara orang hidup tak mungkin jujur. Makna yang lain, kalau jujur, itu sama saja dengan bunuh diri, yakni mati terbujur. Ini menggambarkan fenomena sulitnya mencari orang jujur saat ini.

Perusahaan besar kaliber dunia saat ini dalam merekrut pekerja yang andal, tak lagi hanya menjadikan skill (pengetahuan dan ketrampilan) sebagai satu-satunya acuan. Selain skill, mereka menuntut adanya karakter yang baik, yakni apakah orangnya jujur. Perusahaan tak ingin mempekerjakan dan membayar mahal gaji karyawannya, tapi karakternya buruk, suka bohong dan tak jujur.

Jika seseorang jujur secara konsisten, akan membuatnya menjadi orang yang bisa dipercaya, bagi yang mengenalnya. Namun, menjadi jujur bukanlah hal yang mudah. Banyak yang dari dirinya ingin berlaku jujur, tapi kalah oleh tekanan situasi. Kadangkala, pekerjaan menuntutnya menjadi tak jujur.

Perbuatan tak jujur yang marak belakangan ini antara lain, mark up (membesarkan/menggelembungkan) harga demi keuntungan pribadi, korupsi, memanipulasi laporan, menipu, janji tak ditepati, menggunakan ijazah palsu, gelar sarjana palsu, menyogok, menyontek saat ujian, selingkuh, dan lain-lain. Saudara bisa menambah daftar ini, karena banyaknya perbuatan yang masuk ketegori tak jujur.

Makin maraknya ketidakjujuran dunia, seharusnya menjadi peluang bagi pengikut Tuhan Yesus untuk masuk dunia kerja, dunia politik dan menjadi berkat di lingkungannya. Sebab, omong kosong seseorang mengaku sebagai pengikut Tuhan Yesus, karakternya tak diubahkan. Kita sebagai anak-anak Tuhan berubah dari manusia lama yang jahat, suka bohong, pendengki, pemalas dan sifat buruk lain.

Anak Tuhan bisa berubah bukan karena pelatihan sekolah kepribadian atau usaha sendiri, tapi perubahan karakter terjadi atas kerjasama Roh Kudus dengan kita. Perubahan tak terjadi jika kita pasif. Roh Tuhan bekerja maksimal merubah manusia lama kita, kalau ada tekad, keinginan kuat, dan perjuangan dari diri kita.

Kalau mau jujur, mulailah jujur, latihan, kendati menyakitkan dan mungkin merugikan pada awalnya. Saudara akan dimampukan Roh Yesus yang ada dalam dirimu. Tuhan Yesus sangat menyukai orang yang jujur. Amsal yang kita baca tadi.malah menyebutkan Tuhan bergaul erat, kompak, karib atau intim dengan orang jujur.

Nah, kalau Tuhan Yesus bergaul karib dengan orang jujur, tentu rugi sekali jika kita mempertahankan karakter lama yang pembohong. Sebab orang yang bergaul karib dengan Tuhan, hidupnya diberkati, dipercaya, hidup kekal terjamin, perlindungan 24 jam, dan berbagai macam fasilitas Kerajaan.Sorga diberikanNya.

Lalu tunggu apa lagi? Segeralah minta Tuhan Yesus Kristus membenahi karaktermu. Buka hatimu bekerja sama dengan Roh Tuhan dalam dirimu. Berlatihlah dan berjuang, kendati dunia menertawakanmu, dan membuatmu merasa rugi. Sebab bagi Tuhan Yesus, penguasa bumi dan sorga, malah sebaliknya, orang jujur sangat berkenan bagiNya. TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI (Medan, 8 Januari 2013)

Minggu, 06 Januari 2013

DUSTA PUTIH

Bahan Bacaan: Yohanes 8:44  Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.--

Berdusta atau berbohong sudah dianggap biasa saat ini. Tanpa memandang status, kaya atau miskin, terpelajar atau tak berpendidikan, anak kecil atau dewasa, melakukannya tanpa merasa bersalah. Mereka menganggap tak apa-apa demi kebaikan atau yang sering disebut dusta putih.

Anak-anak kecil yang masih polos pun sudah diperhadapkan dengan orangtua yang suka bohong. Bahkan, ada yang mengajar anaknya bohong. Misal jika ada tamu dan si orangtua tak ingin menemui, mereka minta anaknya bilang ke tamu bahwa ortunya tak di rumah.

Istilah dusta putih atau berbohong demi kebenaran makin populer belakangan ini. Sekarang gampang saja seseorang mengatakan macet kalau terlambat, sakit jika tak kantor, bahkan kecanggihan telepon seluler memudahkan untuk membohongi seseorang. Suami dan istri saling mendustai demi keutuhan rumah tangga.

Tuhan Yesus Kristus dalam bacaan kita tadi di Yohanes menegaskan iblislah yang menjadi bapa dusta. Artinya, setiap orang yang berdusta, apapun motivasinya, tetaplah dusta, dan bapanya pendusta ini adalah iblis. Tak ada dusta putih dan dusta hitam, termasuk dusta untuk kebaikan.

Pada khotbah di bukit, Tuhan Yesus meminta pengikutNya berbicara jujur. Matius 5:37  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.-- Jadi, jika ada mengurangi dan menambahkan, dikategorikan berasal dari si jahat atau iblis. Pernyataan ini tak perlu ditafsirkan lagi.

Kitab Wahyu mencatat bahwa orang mencintai dusta tak masuk sorga. Mari baca dalam Wahyu 22:15  Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.-- TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI (Tim KKS, Medan 7 Januari 2013)

Jumat, 04 Januari 2013

ADAT ISTIADAT NENEK MOYANG?

Bahan bacaan: 1 Petrus 1:18-19  Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.--

Penelitian antropologi menunjukkan setiap suku bangsa memiliki adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Adat itu dipelihara dan diawasi pelaksanaannya dengan sanksi atau hukuman. Sanksi bagi pelanggar adat, antara lain didenda, dikucilkan dari komunitas, bahkan ada yang dibunuh.

Adat istiadat merupakan ajaran nenek moyang tentang cara hidup, baik secara pribadi, maupun saat berinteraksi dengan sesama anggota komunitas, dan orang di luar komunitas. Adat istiadat menjadi hukum, identitas dan mengikat kuat anggota komunitas. Kendati generasi sekarang tak mengerti mengapa adat istiadat mengajarkan harus begini atau begitu, dia wajib taat dan tak boleh membantah.

Bagi yang menaati adat istiadat, ada keyakinan, hidupnya akan diberkati, jauh dari malapetaka, dan sukses. Adat istiadat ini masih dipegang teguh banyak orang, kendati dia sudah menganut kepercayaan tertentu, termasuk orang Kristen. Bagaimana hubungan Firman Tuhan dengan adat, melahirkan banyak pandangan dan pendapat.

Ada yang menyatakan Firman Tuhan dengan adat tidak bertentangan. Keduanya bisa berjalan bersama-sama dengan akur dan langgeng. Pendapat lain, secara ekstrem menolak adat istiadat dari nenek moyang. Menurut mereka, adat dari leluhur sumbernya bukan dari Firman Tuhan. Argumennya, leluhur waktu belum kenal Tuhan yang benar, masih menyembah berhala.

Lalu ada yang berpendapat apa yang baik dari adat masih bisa dilanjutkan generasi sekarang. Tapi yang jelas-jelas bertentangan dengan Firman Tuhan harus ditolak. Bagian mana dari adat yang ditolak menjadi perdebatan. Mereka sibuk memilah-milah, dan jika tak waspada, sering muncul pembenaran berdalih Firman Tuhan atas adat istiadat yang dilakukannya.

Orang Israel setelah keluar dari tanah perbudakan, Mesir, diingatkan Tuhan agar jangan mengikuti kebiasaan/adat suku bangsa lain yang tak mengenal Tuhan. Imamat 18:3  Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu; juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, ke mana Aku membawa kamu; janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka.--

Tuhan Yesus Kristus mengecam orang Yahudi dan para pemimpin agama karena mengabaikan Firman Tuhan demi melaksanakan adat istiadat. Ini bisa dibaca dalam Markus 7:8-9, 13  Perintah Tuhan kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Tuhan, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Dengan demikian firman Tuhan kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."--

Praktik seperti itu masih berlanjut sampai sekarang. Firman Tuhan diabaikan demi melaksanakan adat istiadat nenek moyang. Contohnya banyak, saudara bisa amati sendiri di komunitas suku bangsa masing-masing. Bahkan ada gereja dan persekutuan memproklamasikan dirinya sebagai pelestari adat istiadat suku bangsa yang diwarisi dari leluhur.

Rasul Petrus dalam bacaan kita diawal menegaskan, kita para pengikut Tuhan Yesus telah ditebus dari cara hidup atau adat yang diwarisi dari leluhur. Keluar dari cara hidup yang lama ke kehidupan baru dalam Kristus. Acuan satu-satunya sebagai pedoman hidup/the way adalah Firman Tuhan.

Jika saudara belum memutuskan sikap soal adat iatiadat ini dan kaitannya dengan Firman Tuhan, gumulilah dengan serius di hadapan Tuhan Yesus. Daripada bingung mendengar pendapat manusia yang simpang siur, lebih bertanya langsung kepada Tuhan Yesus. Sebab Dia, Tuhan kita masih hidup, dan dengan senang hati Dia mau menjadi guru kita. Tuhan Yesus pasti akan menjawab pertanyaan saudara. TUHAN YESUS RAJASORGA MEMBERKATI (Medan, 5 Januari 2013, TIM KKS)

Kamis, 03 Januari 2013

PENGIKUT TUHAN YESUS HARUS RAMAH

Bahan bacaan: 2 Timotius 2:24-25  sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran--

Satu keluarga baru pindah ke satu kota dan memutuskan untuk menjadi jemaat di gereja lokal. Beberapa bulan, mereka tetap terasing dan merasa kecewa karena sambutan tak bersahabat dari anggota jemaat yang lama. Padahal, keluarga ini sudah berusaha tersenyum dan menyapa setiap orang, tapi responsnya biasa saja.

Seorang pria yang lain memutuskan keluar dari satu persekutuan rohani, karena dia tak menikmati hubungan sebagai saudara dalam Kristus di sana. Dari segi pengajaran, dia tak merasa terganggu, semua masih Injili. Namun, dia merasa orang-orang dalam persekutuan tersebut terlalu kaku dan tegang dalam berinteraksi dengan sesama.

Atas nama ketaatan kepada Firman, orang-orang ini kurang mau bergaul, berkomunikasi, bahkan menyapa manusia di luar persekutuannya. Mereka hanya kompak dan berteman dengan rekan sepersekutuan saja. Akibatnya, pertumbuhan keanggotaan persekutuan tersebut sangat lamban.

Sementara di sebuah bank, seorang wanita tua dengan pakaian sederhana, begitu di pintu, langsung disapa  satpam. Ibu ini ditanya apa keperluannya dan diarahkan ke mana berurusan. Ibu ini masuk dan setelah itu disambut customer service dengan senyum. Dia pulang dengan gembira dan merasa puas menikmati pelayanan bank tersebut.

Rasul Paulus dalam suratnya ke Timotius, yang kita baca tadi di awal tadi, menegaskan hamba Tuhan harus ramah kepada setiap orang! Ramah tanpa membedakan apakah teman sepersekutuan atau bukan, orang Kristen atau tidak, siapapun. Tujuannya, untuk kepentingan Kerajaan Sorga, supaya ada kesempatan orang lain bertobat dan datang kepada Tuhan Yesus.

Bahkan, walau dihina, Paulus tetap berlaku ramah. 1 Korintus 4:13  kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.-- Dalam beberapa suratnya, berulang kali Paulus menekankan anak-anak Tuhan harus ramah.

Yakobus dan Petrus juga menyatakan hal yang sama tentang keramahan. Namun keramahan itu bukan yang dibuat-buat, seperti produk sekolah kepribadian. Keramahan anak Tuhan berasal dari hati yang tulus, mengalir karena kasih Tuhan Yesus. Coba saudara berdiri di depan cermin, apa wajahmu terlihat kaku? Coba tersenyum, apakah terlihat dipaksakan dan tak tulus?

Evaluasi komunikasimu dengan orang lain, berapa sering menyapa orang baru? Seberapa sering duluan mengulurkan tangan untuk memberi salam, daripada diberi salam? Jadilah pribadi yang hangat, inklusif dan ramah. Minta Tuhan Yesus benahi karaktermu, dan berlatihlah berlaku ramah, dengan tersenyum ke orang yang kamu temui. TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI. (Tim KKS, Medan 4 Januari 2013)

Rabu, 02 Januari 2013

ANAK YANG TUMBUH BESAR, BERHIKMAT DAN DIKASIHI

Bahan bacaan: Lukas 2:52  Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Tuhan dan manusia.-- 1 Samuel 2:26, Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia.--

Banyak orangtua dan guru mengeluhkan sulitnya mendidik anak pada zaman ini. Anak-anak sering membangkang dan.mengabaikan nasehat. Bahkan rasa takut dan hormat kepada orangtua dan orang lain, telah banyak yang hilang.

Generasi sekarang sering disebut sebagai generasi game (karena main game saja), generasi televisi (waktu habis nonton televisi), generasi tawuran (asyik berantam), generasi narkoba (banyak terlibat narkoba), generasi autis (asyik dengan diri sendiri dan cuek ke lingkungan) dan lain-lain. Orangtua gagal mendidik anak-anaknya untuk tumbuh secara sehat dan normal.

Alkitab mencatat pertumbuhan dua anak yang lahir di zaman yang berbeda, yakni Yesus anak manusia, dan Samuel. Keduanya ternyata mengalami hal sama. Sama-sama bertumbuh, menjadi besar, dan semakin disukai Tuhan dan.manusia. Ada satu hal yang tambah pada Yesus anak manusia, yakni soal hikmat!

Apa yang menyebabkan hal itu terjadi dalam diri Yesus anak manusia dan Samuel? Pertama, kalau kita telusuri, keduanya lahir atas kehendak dan rencana Tuhan. Ibu mereka secara logika manusia tak mungkin melahirkan. Maria, ibu Yesus anak manusia, masih perawan, dan Hana, ibu Samuel, mandul. Jelas atas kehendak Tuhanlah, mereka berdua, Yesus anak manusia dan Samuel lahir.

Kedua, Samuel telah dipersembahkan untuk melayani Tuhan. Sama seperti Yesus, yang memang tugasnya untuk melayani. Mereka lahir untuk melayani dan dalam diri mereka ada Roh Tuhan. Baca dalam Matius 20:28  sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."--

Ketiga, orangtua mereka merupakan orang yang taat kepada Tuhan. Pada kitab Samuel, Hana tekun berdoa mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan di bait suci. Hana menyadari anaknya berasal dari Tuhan dan ia kembali persembahkan untuk Tuhan. Begitu juga Maria dan Yusuf, sangat taat kepada Tuhan. Catatan Alkitab, antara lain dalam Lukas 2:22  Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan--

Keempat, karena orangtuanya taat Tuhan, didikannya pasti dalam Tuhan. Musa menuliskan agar orangtua mengajar anak-anaknya dalam Tuhan. Ulangan 6:6-7  Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.--

Kelima, Pengajaran Firman Tuhan membuat anak makin berhikmat. Salomo menuliskannya dalam Amsal 1:7  Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.-- Amsal 2:6  Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.--

Keenam, mereka merupakan anak yang tulus dan tak bercela dalam sikap, tindakan dan ucapan, sehingga dikasihi Tuhan dan  manusia. Ketaatan terhadap Firman bukan justru memisahkan kita dari manusia lainnya. Ini juga dialami jemaat mula-mula, dalam Kisah Para Rasul 2:47  ......Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.--

Paulus menyarankan agar anak Tuhan selalu ramah dan ini yang membuat orang lain terkesan. Bukan malah cuek dan tak.peduli kepada orang lain. Efesus 4:32  Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Tuhan di dalam Kristus telah mengampuni kamu.--

Kita sudah lihat bagaimana dan kenapa Samuel dan Yesus anak manusia mengalami pertumbuhan secara sehat. Mereka memiliki hikmat, makin dikasihi manusia dan Tuhan. Anak yang sehat seyogianya mengalami hal yang sama. Bagaimana cara saudara mendidik anak? Jika masih gagal, datanglah dan belajarlah kepada Tuhan Yesus.(Tim KKS, Medan 3 Januari 2013)

Selasa, 01 Januari 2013

SADARILAH BETAPA FANANYA MANUSIA

Bahan bacaan: Mazmur 39:5 "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!

Beberapa orang meninggal menjelang akhir tahun lalu. Banyak orang, terutama keluarga dan sahabat, berharap mereka jangan meninggal dulu, agar bisa menikmati tahun baru. Namun, kematian tak bisa dicegah, itu sesuatu di luar kendali manusia.

Kematian menjadi bukti tak terbantah keterbatasan manusia. Kemajuan teknologi kedokteran tetap tak bisa mengungkap misteri kematian. Tak satupun bisa memastikan, saya akan hidup besok, lusa, bulan depan atau tahun depan. Ini yang dialami Daud, dalam bacaan kita di Mazmur tadi.

Daud memohon Tuhan memberitahu kapan ajalnya dan batas umurnya. Dia akhirnya menyadari, harapan satu-satunya hanya Tuhan. Manusia begitu fana, terbatas dan memerlukan Tuhan untuk bisa masuk ke kekekalan.

Bagi orang percaya, Tuhan Yesus memberi kepastian yang kekal. Yohanes 11:25-26  Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"-- Orang percaya kepada Tuhan Yesus tetap hidup kendati sudah mati dan tak ada lagi kematian.

Ini tak ada disediakan dunia ini dengan segala macam agama. Satu-satunya, hanya Tuhan Yesus yang memberi kepastian. Bukan hanya janji, dibuktikanNya, dengan mati di kayu salib, dan selanjutnya bangkit, mengalahkan kematian. Jadi, orang percaya tak perlu takut dengan kematian. Justru kematian menjadi pintu gerbang menuju hidup kekal.

Orang percaya ketika mati, dagingnya membusuk kembali.menjadi tanah, dan rohnya kembali ke Bapa untuk melanjutkan hidup untuk selama-lamanya. Hidup dalam daging yang fana maksimal 120 tahun. Kejadian 6:3  Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."--

Bahkan pemazmur mengatakan usianya 70 tahun, dan jika kuat 80 tahun. Itupun, ada penderitaan. Mazmur 90:10  Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.-- Dalam hidup kekal bersama Tuhan Yesus, tak ada lagi penderitaan seperti waktu masih hidup di bumi.

Tahun baru ini, kita kembali diingatkan betapa fananya manusia. Hanya bersama Tuhan Yesus lah ada solusi bagj keterbatasan manusia. Jika mau percaya sunggguh dan taat kepada Tuhan Yesus Kristus, maka kita akan memiliki hidup.kekal. (Medan, 2 Januari 2013, Tim KKS)