Minggu, 30 Desember 2012

MENYAMBUT TAHUN BARU

Bahan Bacaan: Wahyu 22:13  Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."--

Hari ini merupakan hari terakhir tahun ini, dan tengah malam nanti, beralih ke tahun yang baru. Beragam aktivitas orang untuk mengakhiri dan mengawali. Ada yang merayakannya dengan pesta kembang api, bersenang-senang di tempat hiburan, dan perayaan lainnya.

Ada pula yang menyikapinya dengan ketakutan akan masa depan. Apalagi yang tergantung dengan segala macam ramalan berdasarkan bintang dan binatang. Mereka ini jadi pergi ke dukun atau paranormal, meminta nasihat, doa dan penangkal nasib buruk. Tujuannya, agar di tahun yang baru lebih sukses dari sebelumnya.

Tuhan Yesus Kristus menegaskan diriNyalah yang awal dan akhir, alfa dan omega, seperti bacaan kita di kitab Wahyu tadi. Dialah pencipta alam semesta (Yohanes 1:3), Rajasorga (Matius 25: 31-46), dan segala sesuatu berada di dalam kendaliNya (Roma 8:28). Masa depan memang misteri, tapi Tuhan Yesus ada di sana.

Manusia dengan kemajuan ilmu pengetahuan, mencoba prediksi apa yang bakal terjadi di tahun yang baru. Desember ramai diskusi dan ekspose tentang outlook bidang ekonomi, sosial, politik dan lain-lain. Tapi semua sebatas prediksi berdasarkan asumsi di tahun yang lama, tak ada yang bisa memastikan apa yang bakal terjadi.

Ketika semua yang lainnya goyah, maka Tuhan Yesus menegaskan diriNya satu-satunya kepastian, yang terpercaya dan menjamin. Kuasa di sorga dan bumi di tanganNya, dan Dia janji menyertai kita yang percaya kepadaNya senantiasa, sampai kesudahan zaman.

Matius 28:18-20  Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."--

Di tahun yang lama, mungkin kita merasa jalan hidup kita tak benar, ada yang salah, dan tak beres. Datanglah ke Tuhan Yesus, Dia akan luruskan jalanmu di tahun yang baru. Amsal 3:5-6  Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.--

Jadi, kenapa harus takut? Tuhan Yesus menjadi jaminan bagi kita memasuki tahun yang baru. Malam tahun baru saatnya melakukan introspeksi, retrospeksi atau refleksi, meminta Tuhan evalusi jalan hidupmu. Percayakan hidupmu kepada Tuhan Yesus, akui Dia, maka jalanmu akan diluruskan.(Medan, 31 Desember 2012, Tim KKS)

Sabtu, 29 Desember 2012

ISTRI MEMENANGKAN SUAMI YANG BELUM BERTOBAT

Bahan Bacaan: 1 Petrus 3:1-4  Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Tuhan.--

Beberapa isteri tampak semangat mensharingkan topik doa dalam sebuah pertemuan ibadah. Mereka mengeluhkan kelakuan suami yang belum bertobat. Para isteri ini memohon dukungan doa dan kesediaan para hamba Tuhan menginjili suaminya.

Seorang isteri yang baru setahun terakhir bertobat dengan sedih mengaku makin sering bertengkar dengan suami, dibanding sebelum kenal Tuhan. Pasalnya dia memaksa suaminya ikut kebaktian, dipertemukan dengan hamba Tuhan, disuruh baca Alkitab dan buku rohani. Bagi suaminya, itu semua berlebihan dan tak masuk akal.

Malah suaminya menyerang istri, karena menilai waktunya untuk keluarga berkurang. Beberapa pekerjaan terabaikan, karena istri sering keluar rumah. Dalihnya, ikut kebaktian, KKR, kunjungan dan kegiatan rohani lainnya. Suami merasa diabaikan istri, dan menganggap segala sesuatu yang berbau rohani ini yang membuat istrinya berubah, tak peduli lagi bagi keluarga.

"Kok suamiku makin mengeraskan hati ya, saat aku mulai serius ikut Tuhan. Aku sudah sering doa, berpuasa, mengajaknya kebaktian, dan menyuruh hamba Tuhan melayaninya. Namun, suamiku bukannya berubah, kami jadi sering bertengkar. Apa ya, yang harus kulakukan?" keluh seorang istri.

Fenomena ini sering terjadi di tengah-tengah anak Tuhan. Rasul Petrus memberi saran bagaimana istri memenangkan suami yang belum bertobat. Istri diminta memperbaiki kesaksian di hadapan suami. Bukan justru sibuk bicara dan ajak sana sini agar suami bertobat.

Istri yang lemah lembut dan tentram, menurut Rasul Petrus merupakan daya tarik yang luarbiasa bagi suami yang belum bertobat. Itu diibaratkannya sebagai perhiasan, yang membuat istri tambah cantik, secara batiniah. Ini yang sekarang populer dengan istilah inner beauty.

Istri dengan tipe seperti ini, menurut Petrus membawa pengaruh luarbiasa bagi suami yang belum bertobat. Bahkan, tanpa perkataan bisa memenangkan suaminya. Hai para istri yang suaminya belum juga mau sungguh-sungguh ikut Tuhan Yesus, mari koreksi diri, bagaimana sikap dan kesaksianmu.

Berdoa, berpuasa, meminta dukungan doa, mengajak ibadah, mempertemukan dengan hamba Tuhan, itu semua cara yang baik! Tapi itu bisa menjadi sia-sia, kalau kesaksianmu buruk. Minta Tuhan Yesus benahi dirimu, agar memiliki roh lemah lembut dan tentram.

Pada waktuNya, imani dengan sungguh, jangan tergesa-gesa, Tuhan Yesus pasti jamah hati suamimu. Percaya Tuhan Yesus menangkan keluarga seperti dalam Kisah Para Rasul 16:31  Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."--(Tim KKS, Medan 30 Desember 2012)

Jumat, 28 Desember 2012

TUHAN YESUS INGIN TINGGAL DALAM DIRIMU

Bahan Bacaan: Yohanes 15:4  Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.--

Pada masa awal kehidupan manusia, sebelum kejatuhan ke dalam dosa, Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden. Mereka bergaul sangat intim dengan Tuhan di sana. Hidupnya penuh damai sejahtera, sukacita dan tak kekurangan suatu apapun. Cara berkomunikasi Adam dan Hawa secara langsung kepada Tuhan, tanpa perantara dan sekat atau media (Kejadian 3:8-12).

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, hubungannya dengan Tuhan makin renggang. Paulus menyebut dosa membuat manusia terpisah dengan Tuhan. Baca dalam Roma 3:23  Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan.-- Hubungan Adam dan Hawa yang sebelumnya akrab, dan bisa bicara langsung tanpa ada media, perantara dan birokrasi, kini berubah.

Pada masa Kain dan Habel, dikenal adanya mezbah sebagai sarana menyampaikan persembahan kepada Tuhan (Kejadian 4:3-4). Ini berlanjut pada kebiasaan Yakub, mendirikan mezbah untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Manusia mempersembahkan korban di atas mezbah yang didirikan untuk Tuhan.

Lalu, pada masa Musa mulai diperkenalkan kemah pertemuan, dengan imam dari kaum Lewi sebagai perantara. Manusia berhubungan dengan Tuhan melalui perantara, yakni imam. Hanya imam yang bisa masuk ruang kudus dan ruang mahakudus. Manusia biasa hanya sampai pelataran saja. Praktik ini yang dilanjutkan pada masa Salomo, ketika bait suci didirikan di Yerusalem. Konsepnya sama saja dengan kemah pertemuan.

Ada orang yang menjadi imam. Golongan ini menjadi jabatan istimewa karena manusia berhubungan dengan Tuhan melalui mereka. Ini berlangsung sejak zaman Musa sampai zaman Yesus datang sebagai manusia. Kebiasaan ini ditiru sebagian orang Kristen dan yang mengaku anak Tuhan sampai saat ini. Apa benar Tuhan Yesus masih menginginkan model hubungan yang menggunakan imam sebagai perantara?

Tuhan Yesus menegaskan model hubungan seperti itu telah berakhir. Ini disampaikannya dalam perbincangan dengan perempuan Samaria, mari kita baca beberapa bagian. Yohanes 4:10, 21, 23-24  Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Tuhan dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Tuhan itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."--

Penyembahan, komunikasi dengan Tuhan tak lagi melalui perantara, tapi berlangsung dalam roh dan kebenaran. Ini secara demonstratif diproklamasikan saat kematian Tuhan Yesus anak manusia di kayu salib, tirai yang memisahkan ruang mahakudus dan kudus di bait suci Yerusalem terkoyak. Matius 27:51  Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah-- Markus juga mencatat fenomena yang sama.

Ahli Alkitab sepakat, makna terkoyaknya tabir bait suci adalah pulihnya hubungan Tuhan dengan manusia. Tak ada lagi penghalang, tak ada pemisah, kita manusia berdosa bisa berhubungan langsung kembali dengan Tuhan. Menikmati pergaulan akrab seperti yang dialami Adam dan Hawa sebelum jatuh ke dalam dosa.

Itu sebabnya dalam bacaan kita di Yohanes 15 tadi, Tuhan Yesus menginginkan hubungan yang sangat intim dengan kita pengikutNya. Tuhan Yesus dalam kita dan kita dalam Tuhan Yesus. Kelas imam sebagai perantara telah berakhir. Kini kita semua adalah imam (1 Petrus 2:9), bagi orang-orang yang belum percaya. Jika seseorang sudah bertobat, percaya kepada Tuhan Yesus, maka dia berhubungan langsung dengan Tuhan Yesus.(Medan, 29 Desember 2012, Tim KKS)

Kamis, 27 Desember 2012

ITU BUKAN URUSANMU

Bahan bacaan: Yohanes 21:22  Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."--

Sebagai orang percaya sering kita termotivasi ingin mengetahui berbagai misteri tentang Tuhan. Banyak yang ingin mengetahui alasan Tuhan melakukan sesuatu. Mengapa terjadi begini, dan kenapa terjadi begitu.

Tak sedikit pula yang menghabiskan waktu membahas masa depan dari sudut pandang Alkitab. Mereka mengulas fenomena alam, kejadian politik, perkembangan teknologi, dan masalah sosial,dan mengaitkannya dengan Alkitab. Biasanya diikuti dengan larangan atau pernyataan nubuat (ramalan?) akan terjadi sesuatu.

Topik populer yang menjadi bahasan, antara lain mengenai kapan kiamat. Obsesi untuk mengetahui kapan akhir dunia ini telah menghasilkan banyak orang aneh, yang menafsirkan Alkitab sesuka hati. Topik lain, tentang misteri 666, banyak versi bahasan soal ini, ada mengaitkan ke komputer, chip dan perkembangan teknologi lainnya.

Bahasan lain yang tak kalah populer, adalah menghubung-hubungkan satu produk dengan gereja setan. Satu lagi, suka mengupload dan menyebarkan foto yang diyakini sebagai penampakan Tuhan atau wujud iblis,apakah dalam bentuk awan, atau siluet. Waktu banyak habis membahas, mensharingkan ke orang lain, dan mencari lagi hal baru.

Akibatnya tugas dari Tuhan untuk kita terabaikan. Padahal Dia memanggil kita keluar dari kegelapan, untuk memberitakan Injil, menuntun orang lain datang kepada Tuhan Yesus Kristus Rajasorga. (Matius 28:18-20, Yohanes.15:16, 1 Petrus 2:9). Bagian kita adalah mengikut Dia, seperti bacaan kita di Yohanes pasal 21 tadi.

Para murid waktu itu tergoda ingin mengetahui apa yang terjadi masa depan Rasul Yohanes. Namun, Tuhan Yesus tegaskan itu bukan urusan murid. Urusan kita mengikut Dia, mendengarkan perintahNya dan menaati kehendakNya bagi kita. Berhentilah mengurusi yang bukan urusanmu, lakukan bagianmu.

Banyak hal karya, pikiran dan rencana Tuhan, tak harus dimengerti atau kita ketahui. Mari saudara fokus pada prioritas Tuhan bagi dunia ini. Apa itu, ikut Dia, dan beritakan Injil Kerajaan Sorga.(Medan, 28 Desember 2012, Tim KKS)

Jumat, 21 Desember 2012

INI DIA RAJA DALAM KERAJAAN SORGA

Bahan Bacaan: Matius 6:9-10  Karena itu berdoalah demikian:Bapa kami yang di sorga,Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu,jadilah kehendak-Mudi bumi seperti di sorga.--

Tuhan Yesus Kristus mengajarkan bagaimana berdoa kepada para pengikut. Satu kalimat berbunyi: Datanglah KerajaanMu! Apa itu Kerajaan Tuhan, yang pada bagian lain Alkitab disebut Kerajaan Sorga? Karena istilah ini berulangkali disebut Tuhan Yesus dalam Injil dan dilanjutkan para muridNya dalam surat kiriman.

Paulus menyebutkan dalam Roma 14:17  Sebab Kerajaan Tuhan bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.-- Jadi, Kerajaan Sorga itu bukan soal kedagingan, tapi masalah roh yang tak kasat mata. Lebih jelas ini dinyatakan Tuhan Yesus dalam Lukas 17:20  Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Tuhan datang tanpa tanda-tanda lahiriah--

Selain Kerajaan Sorga, ada kerajaan iblis yang sama-sama beroperasi di alam roh. Informasi ini disampaikan Tuhan Yesus sendiri dalam Lukas 11:18  Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.--  Jadi di alam roh, ada dua kerajaan, satu rajanya iblis, satu lagi Tuhan Yesus yang menjadi Raja.

Bukti Yesus merupakan Raja di Kerajaan Sorga, dicatat dalam beberapa bagian di rekaman Injil. Lukas 22:30  bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.--

Yohanes 18:36-37  Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."--

Karena Yesus adalah Raja, itu sebabnya ketika Ia datang ke dunia menjadi manusia, orang Majus jelas menyebutnya sebagai Raja. Ketika bertemu Raja Yesus, yang sosoknya saat itu bayi yang baru lahir, orang Majus yang mengetahui Dia adalah Raja, tak berpikir panjang, langsung sujud menyembah. Mereka juga mempersembahkan persembahan mereka, layaknya untuk Raja.

Ini dicatat dalam Matius 2:1-2  Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, i orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."-- Matius 2:11  Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.--

Jadi dalam suasana Natal ini, kendati datang dalam wujud manusia, Yesus adalah Rajasorga. Bagi setiap yang merayakan Natal harus memaknainya dengan menyembah Yesus Kristus sebagai Raja. Persembahkanlah dirimu seutuhnya (Roma 12:1) kepada Raja Yesus. Pada 2012 tahun lalu, Dia tampil dalam wujud manusia selama kurang lebih 33,5 tahun, setelah itu kembali ke sorga, ke KerajaanNya.TUHAN YESUS RAJASORGA MEMBERKATI (Medan, 22 Desember 2012)

Kamis, 20 Desember 2012

ZAMAN INI BUTUH NABI YANG BERANI TEGOR DOSA

Bahan Bacaan: Efesus 4:11-12  Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus--

Saat seseorang jatuh ke dalam dosa, begitu dalam, maka diperlukan orang lain yang berani menegor dan menelanjangi dosa tersebut. Namun, faktor kedekatan, status, kekayaan, atau jabatan yang melakukan dosa, sering membuat orang enggan untuk menegor. Ini yang umumnya terjadi di masyarakat kita.

Ketika ada suami selingkuh, istri serong, pasangan kumpul kebo, anak-anak terlibat narkoba, tetangga mencuri, dan berbagai kejahatan lainnya, sudah jarang ada yang ambil risiko untuk menegor dan menasehati. Apalagi oknum yang melakukan dosa itu bukan anggota keluarganya, maka orang tak ingin terlibat dan menganggapnya bukan urusannya.

Ini membuat kejahatan makin marak, karena kepedulian kepada orang lain makin kurang, dosa dianggap biasa, dan tak ada yang ambil bagian untuk menegor. Namun, ketika Raja Daud, penguasa Israel selingkuh dengan Betsyeba, istri Uria, masih ada yang berani menegor. Nabi Natan berani pikul risiko dengan menemui Daud dan membongkar dosanya.

Hasilnya apa? Daud menyadari dosanya dan ia bertobat. Ini pernyataannya setelah ditegor Nabi Natan dalam 2 Samuel 12:13-14  Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."--

Nabi di sepanjang sejarah memang memiliki tugas khusus. Selain memberi pencerahan mengenai apa yang akan terjadi, mereka dipakai Tuhan membongkar dosa. Itu sebabnya banyak akhir hidup nabi, justru mati dibunuh, karena keberanian mereka membongkar dosa, menelanjangi kejahatan para pejabat, tokoh agama, orang terhormat, dan masyarakat. Tapi itu merupakan tugas dari Tuhan bagi seorang nabi!

Mari baca dalam Matius 23:37  "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.-- Kisah Para Rasul 7:52  Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. --

Ada anggapan nabi hanya ada di Perjanjian Lama, tak ada lagi di Perjanjian Baru. Pernyataan Rasul Paulus dalam bacaan kita di Efesus pasal 4 tadi, jelas masih ada orang yang diutus Tuhan Yesus menjadi nabi. Beberapa catatan di Kisah Rasul juga menyatakan hal yang sama. Misal, dalam Kisah Para Rasul 11:27  Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia.-- Kisah Para Rasul 15:32  Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka.--

Situasi masyarakat saat ini yang bergelimang dosa, dusta dianggap biasa bahkan sah asal demi kebaikan, selingkuh boleh asal tak ketahuan, mencuri asal tak ada kehilangan, para pejabat yang korupsi, pemimpin gereja yang asyik dengan diri sendiri, anggota jemaat yang tak peduli, dan lain-lain. Diperlukan para nabi yang berani membongkar-bangkir dosa-dosa. Kita prihatin,mimbar khotbah saat ini sudah jarang membicarakan dosa. Pengkhotbah banyak cari aman hanya cari tema yang menyenangkan jemaatnya dan tak menegor dosa dalam gereja. Saatnya para nabi muncul di tengah situasi ini.

Mari berdoa saudara, agar Tuhan mengirimkan para nabi, yakni orang-orang yang berani menegor dosa-dosa. Memang berisiko, tapi jika saudara yang diutus Tuhan, ada dorongan kuat dalam hati, jangan takut untuk berbeda pendapat. Kendati suara mayoritas berkata A, namun Tuhan mengatakan B, maka kita para hambaNya harus bertahan mengatakan B. Selagi Tuhan bersama kita, siapa yang jadi lawan kita? Roma 8:31  Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Tuhan di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA MEMBERKATI (Medan, 1 Desember 2012, Tim KKS)

Rabu, 19 Desember 2012

CEMBURU BUKAN TANDA CINTA

Bahan Bacaan: 1 Korintus 13:4  Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.--

Asumsi umum yang dianggap benar saat ini, cemburu itu merupakan tanda cinta. Cemburu dianggap wajar sebagai bumbu dalam hubungan suami istri atau yang berpacaran. Malah, kalau tak ada cemburu, maka kadar cinta seseorang diragukan. Benarkah begitu?

Mari kita bahas dulu hakekat suami istri dan berpacaran. Dalam Amos 3:3  tertulis: "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?"-- Artinya sebuah hubungan diawali kesepakatan kedua belah pihak dalam bentuk perjanjian. Ikatannya adalah kasih atau cinta. Kolose 3:14  Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.--

Jika seseorang mengikatkan diri dengan yang lainnya atas dasar kasih, maka keduanya harus saling percaya. Mereka harus yakin pasangannya mengasihi dengan tulus, sehingga tak mungkin dikhianati dengan selingkuh atau melirik yang lain. Di sini, jika ada cemburu, justru tanda ketidakpercayaan terhadap pasangannya.

Itu sebabnya, Paulus dalam surat pertama ke Korintus yang kita baca tadi di pasal 13, menegaskan kasih itu tidak cemburu. Jadi kalau masih tetap cemburu, bukan kasih yang sesungguhnya. Sumbernya pasti bukan dari Tuhan, tapi dari pihak musuh, yang ingin mengacaukan hubungan yang dibangun atas dasar kasih. Ini yang harus diwaspadai anak-anak Tuhan.

Saudara mencemburui pasanganmu, itu artinya tak percaya kepadanya. Kalau tak percaya, maka pondasi hubungan akan goyah dan menunggu waktunya ambruk, jika tak cepat diselesaikan. Jadi, cepat-cepat selesaikan jika ada cemburu, sekecil apapun sama pasanganmu.

Sebab cemburu sangat berbahaya, ini yang diingatkan Salomo . Amsal 6:34  Karena cemburu adalah geram seorang laki-laki, ia tidak kenal belas kasihan pada hari pembalasan dendam; -- Amsal 27:4  Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu? --

Cemburu awalnya mungkin hanya menimbulkan rasa was-was, gelisah, dan jantung berdebar kencang. Lalu, makin besar rasa cemburu, bisa membuat tak bisa tidur, tak selera makan dan terbawa ke pikiran sehingga mengganggu konsentrasi. Makin menyala cemburu, mulai bertindak aneh, memeriksa semua alat komunikasi pasangan, hapenya, emailnya, tablet, laptopnya, mengeledah tas kerja, mengecek saku-saku, bahkan memata-matai ke mana dan di mana.

Puncaknya, cemburu bisa membuat kalap dan gelap mata. Tanpa atau dengan bukti, tindakan kekerasan bisa terjadi, baik terhadap diri sendiri (melukai diri, bunuh diri), terhadap orang dicurigai  dan terhadap pasangannya (intimidasi, teror, dilukai, atau dibunuh). Cemburu yang awalnya sepele, sangat fatal akibatnya, kalau tak segera diselesaikan.

Saudara, periksa hatimu, evaluasi hubunganmu, adakah cemburu di sana. Jika ya, ketahuilah itu tak berasal dari Tuhan, tak juga wajar atau manusiawi. Segera ambil waktu berdiam diri di hadapan Tuhan, memohon hati dipulihkan, disingkirkan rasa cemburu, dan dikuatkan ikatan kasih yang saling percaya. Atau jangan-jangan hubunganmu itu sebenarnya tak dibangun di atas kasih! TUHAN YESUS RAJASORGA MEMBERKATI (Medan, 20 Desember 2012, Tim KKS)

Selasa, 18 Desember 2012

STOP SUNGUT-SUNGUT DAN BERBANTAH-BANTAHAN

Bahan Bacaan: Filipi 2:14  Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan--

Sangat menjengkelkan bekerja sama dengan orang yang suka bersungut-sungut dan berbantah-bantahan. Ada saja yang menjadi bahan sungut-sungutnya, dan ada saja yang dibantah. Padahal, wajar saja ada kelemahan dan kekurangan dalam diri seseorang atau apa yang dilakukan. Tak ada manusia yang sempurna!

Tuhan pun sangat tak menyukai orang yang suka sungut-sungut dan bantah-bantahan. Orang Israel berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun, dalam perjalanan dari Mesir ke Tanah Kanaan, karena kedua hal ini. Seharusnya kalau jalan kaki, dalam enam bulan, mereka sudah sampai ke tujuan.

Mari kita baca kutipan ayat yang menggambarkan orang Israel suka bersungut-sungut. Keluaran 16:2  Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; -- Keluaran 16:8  Lagi kata Musa: "Jika memang TUHAN yang memberi kamu makan daging pada waktu petang dan makan roti sampai kenyang pada waktu pagi, karena TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu sungut-sungutkan kepada-Nya -- apalah kami ini? Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN." --

Bilangan 11:1  Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan. -- Bilangan 14:29  Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.--

Soal perbantahan, kita baca di Bilangan 26:9  dan anak-anak Eliab ialah Nemuel, Datan dan Abiram. Datan dan Abiram, orang-orang yang dipilih oleh umat itu, ialah orang-orang yang telah membantah Musa dan Harun dalam kumpulan Korah, ketika mereka membantah TUHAN--

Dalam perjanjian baru, soal sungut-sungut dan membantah, juga dituliskan dalam beberapa kitab. 1 Korintus 10:10  Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.-- Yakobus 5:9  Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.-- Roma 9:20  Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Tuhan? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"

Jadi saudara berhenti bersungut-sungut dan berbantah-bantah dengan sesama, apalagi dengan Tuhan Yesus. Kedua perilaku ini tak disukai Tuhan Yesus. Lebih baik belajar bersyukur, menerima orang lain, menanti Tuhan berkarya, dan mengekang mulut membantah orang lain. Berdebat kusir sampai tegang leher bukan cara menunjukkan kita paling benar. (Medan, 19 Desember 2012, Tim KKS)

Senin, 17 Desember 2012

WAKTUMU TERBATAS, APA YANG KAU LAKUKAN?

Bahan Bacaan: Mazmur 90:10  Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.--

Apa yang akan saudara lakukan, ketika dokter memberitahukan hidupmu tinggal sebulan lagi. Sang dokter menyerah, dan mengakui ilmu kedokteran telah gagal. Lalu malamnya saat tidur, saudara bermimpi mendengar bisikan, hidupmu akan segera berakhir.

Berbagai reaksi bisa muncul begitu tahu hidup akan berakhir. Ada yang memilih untuk bersenang-senang, makan-makan, minum-minum, dan masuk tempat hiburan. Ada mungkin yang memilih untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang yang dikasihinya.

Yang religius mungkin menghabiskan waktu dengan berdoa, memberitakan Injil, mengunjungi orang miskin, dan pelayanan lainnya. Ada juga yang ketakutan, dan mungkin mencari cara untuk bertahan hidup. Saudara bisa menambah daftar ini.

Dari semua yang dilakukan orang ini, intinya apa yang dianggap berguna bagi dia, itu yang dilakukan. Waktu yang sangat terbatas memaksa kita untuk menetapkan prioritas mana yang paling ingin kita lakukan. Kita harus memilih dari sekian banyak keinginan, agar dalam rentang waktu yang ada, terisi dengan baik.

Saudara, dalam Mazmur 90 yang kita baca tadi, jelas pemazmur mengakui keterbatasan waktu yang dimiliki manusia. Hidup manusia secara umum maksimal 70-80 tahun. Alkitab mencatat, umur manusia  masih diberi Tuhan bisa mencapai 120 tahun. Ini tercatat dalam Kejadian 6:3  Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."--  Tapi umur 120 tahun, hanya beberapa orang yang mencapainya.

Dari 70 tahun, ada sekitar 10 tahun masa kanak-kanak. Lanjut dengan masa sekolah hingga sekitar 21-25 tahun. Lalu sudah tua dan lemah saat 60 tahun. Berarti masa produktif itu antara usia 25 ke 60 tahun. Hanya sekitar 35 tahun, betapa terbatasnya hidup! Yang tak terbatas adalah kehidupan setelah kematian, yakni hidup di sorga, yang Tuhan Yesus sediakan. Atau menderita selamanya di neraka bersama iblis.

Jika begitu terbatas hidup di dunia ini, apakah saudara mau membuang waktu untuk melakukan hal tak berguna dan sia-sia, yang akan membawamu ke neraka. Tentu saja, secara akal sehat akan memilih melakukan sesuatu yang bermanfaat dan berdampak kekal, agar memiliki kesempatan menikmati hidup di sorga.

Itu sebabnya Tuhan Yesus menegaskan betapa sia-sianya jika berlebihan memikirkan kekayaan di dunia ini. Lebih baik berinvestasi untuk harta di sorga. Mari baca dalam Matius 6:19-20  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.--

Ambil waktu sejenak, evaluasi hidup dan penggunaan waktumu? Apakah kebanyakan nongkrong di cafe, main game, bersenang-senang, main-main, hidup dalam dosa, berzinah, dan lain-lain. Atau fokus untuk mengejar harta, pokoknya untuk kaya, sibuk berkarier, tak ada waktu buat Tuhan.

Gunakanlah waktu yang terbatas untuk Tuhan Yesus. Apapun pekerjaaanmu, saudara adalah dutaNya untuk bersaksi dan menjadi berkat bagi sesama. Berhentilah berbuat dosa dan melakukan kesia-siaan, mulailah belajar hidup kudus serta memuliakan Tuhan Yesus, seperti nanti kehidupan di sorga. Tapi bukan berarti kehidupan jasmani jadi diabaikan, tapi bukan yang utama. Sebab waktu ini sangat terbatas. (Medan, 18 Desember 2012, Tim KKS)

Jumat, 14 Desember 2012

KIAMAT, SIAPA TAKUT?

Bahan Bacaan: Matius 24:42  Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.-- 1 Tesalonika 5:1-2  Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.--

Dunia lagi heboh dan gusar karena ramalan yang diklaim berasal dari suku Maya, bahwa dunia sudah saatnya kiamat. Tanggalnya sudah ditetapkan, 21 Desember 2012. Berbagai reaksi muncul di berbagai belahan dunia.

Media melaporkan dari China, seorang pria membangun kapal untuk mengantisipasi kiamat 2012. Pria bernama Lu Zhenghai dari wilayah baratlaut China, kabarnya menghabiskan dana sebesar 160 ribu dolar AS (sekira Rp 1,536 miliar) untuk menciptakan perahu yang mirip dengan bahtera atau kapal nabi Nuh. Kapal ini diyakininya sebagai alat yang akan mengangkut keluarganya ketika terjadi banjir besar sebagai dampak dari rumor kiamat tersebut.

Di Prancis, orang-orang yang percaya dengan keberadaan alien, berkumpul di atas puncak gunung Pic de Bugarach. Mereka menunggu kedatangan pesawat UFO maupun pesawat alien lainnya untuk menjemput mereka keluar dari bumi.

Walikota Bugarach berusaha mencegah warga melakukan aktivitas aneh tersebut dengan melarang warganya untuk berkumpul di atas gunung tersebut. Menurut New Age, wilayah tersebut menjadi 'garasi alien' yang menjadi landasan para alien meninggalkan bumi dan membawa sejumlah manusia yang beruntung bersama mereka.

Di Rusia, warga di wilayah Omutninsk, Kirov, berbondong membeli minyak tanah dan sejumlah bahan bakar lainnya usai artikel surat kabar setempat memastikan soal akhir dunia. Lain halnya dengan warga kota Barnaul, dekat Pegunungan Altai yang panik membeli obor dan sejumlah lampu minyak.

Kiamat begitu menakutkan, karena kiamat berarti mati. Banyak yang tak siap mati, dan masih ingin hidup lebih lama. Lalu, mereka berusaha mencari cara untuk tetap hidup dan selamat. Tak peduli cara itu bertentangan dengan imannya, tak masuk akal dan aneh.

Terpujilah Tuhan Yesus, karena Dia mau menjadi manusia, dan berkorban untuk mati di kayu salib. Tujuan besarnya menyelamatkan manusia agar memiliki kesempatan menikmati hidup kekal. Lewat kematian Tuhan Yesus di Golgota, Dia membebaskan setiap manusia dari takut mati.

Mari kita baca hal itu dalam Ibrani 2:14-15  Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.--

Jadi pengikut Tuhan Yesus tak perlu lagi takut mati, apakah sekarang, nanti, besok, minggu depan, atau kapan-kapan. Sebab kita tahu, hidup mati di tangan Tuhan Yesus. Kalaupun.mati, karena kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus, maka kematian menjadi pintu gerbang memasuki hidup kekal, selama-lamanya di sorga (Yohanes 3:16, Yohanes 11:25-26).

Lalu kenapa anak-anak Tuhan ikut-ikutan menghabiskan energi membahas kapan kiamat. Dalam bacaan kita tadi di Matius pasal 24 dan 1 Tesalonika pasal 5 tadi, jelas tak ada MANUSIA yang tahu kapan KAIAMAT. Itu merupakan hak prerogatif/istimewa Tuhan Yesus. Dia yang tahu waktu yang tepat.

Padahal, kalaupun hari ini atau besok jadi kiamat, kita tak perlu khawatir, sebab sudah pasti masuk sorga. Ini yang disebut Paulus, dalam Filipi 1:21  Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.-- Kalau mati malah untung.

Kalau Tuhan masih beri kesempatan hidup, Paulus menyebutnya sebagai kesempatan menghasilkan buah bagi Kerajaan Sorga (Filipi 1:22a). Mari saudara,tak perlu risau akan kiamat, lebih baik risaukan dirimu jika belum sungguh-sungguh percaya, hidup taat kepada Tuhan Yesus. Itu berbahaya, sebab jika kematian menjemputmu sekarang atau besok, maka neraka telah menunggu. BERTOBATLAH DAN DATANGLAH SEGERA KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS RAJASORGA. (Medan 15 Desember 2012, Tim KKS)

Kamis, 13 Desember 2012

KEMBALILAH KE KASIH SEMULA

Bahan Bacaan: Wahyu 2:4  Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.--

Kita mungkin pernah alami, ketika orang-orang yang pernah berjuang dan tumbuh besar bersama, tiba-tiba menjauh. Bisa jadi itu keluarga, teman sekolah, teman masa kecil, satu pekerjaan, sahabat, atau teman sepelayanan. Padahal mungkin, di masa lalu, terlampau banyak kenangan bersama, saat kasih mengalir apa adanya, tanpa prasangka dan begitu tulus.

Lalu, mungkin hanya karena masalah sepele, kesalahpahaman, atau lebih sering tanpa sebab, kasih mulai mendingin. Lama kelamaan, hubungan retak. Bisa jadi masih bertemu, tapi seperti ada jurang yang memisahkan. Komunikasi yang dulu hangat, kini terasa formal, dan acap kali say helo saja.

Apapun alasannya, kasih yang dingin, yang hanya formalitas mendapat kecaman dari Tuhan Yesus. Kejatuhannya begitu dalam, sehingga harus bertobat! Padahal, jemaat Efesus seperti yang kita baca di Wahyu pasal 2 tadi, dipuji pekerjaannya karena tekun, sabar menderita karena Nama Yesus dan tak kenal lelah. Namun, mereka tersandung karena satu hal: meninggalkan KASIH semula.

Tuhan Yesus berkata, kita dikenal sebagai pengikut Tuhan Yesus kalau kita saling mengasihi. Ini tertulis dalam Yohanes 13:34-35  Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."--

Inilah kasih semula itu, yang merupakan Sabda Yesus. Mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Saat ditanya siapa sesama manusia, Tuhan Yesus menjawab dengan perumpamaan orang Samaria yang menolong orang dirampok. Para imam (mewakili orang yang rohani), malah mengabaikan kasih. Justru orang Samaria, yang dengan tulus mengasihi.

Kasih bukan soal perasaan, tapi tindakan. Kasih adalah dengan tulus berkorban untuk orang lain. Lihat orang Samaria dalam perumpamaan Tuhan Yesus, kasih diwujudkan dengan berkorban, yakni tenaga, waktu, perasaan, dan materi, bagi korban perampokan tersebut. Itu dilakukan tanpa mengharapkan balasan.

Jemaat mula-mula mempraktikkan kasih seperti itu. Saudara bisa baca selengkapnya di pasal-pasal awal Kisah Para Rasul. Tradisi kasih diterapkan di jemaat-jemat, kumpulan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Sayangnya, di jemaat Efesus, kasih ini jadi semu.

Bagaimana dengan kasih yang saudara miliki. Apakah saudara hanya mengasihi yang mengasihimu saja, yang mampu membalas? (Matius 5:46-47), atau mengasihi yang satu pendapat denganmu, mengasihi orang yang selalu memuji dan tak mau mengkritikmu, mengasihi yang satu marga, satu suku, satu gereja, satu persekutuan atau satu tipe pelayanan? Tuhan Yesus tahu kualitas kasih kita, apakah dingin, atau sudah menjauh dari kasih semula. Segeralah bertobat! (Medan, 14 Desember 2012, Tim KKS)

PARA SUAMI JANGAN SEPELEKAN ISTRIMU

Bahan Bacaan: 1 Petrus 3:7  "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang."--

Rasul Petrus menyampaikan fakta mengejutkan mengenai misteri doa. Hal ini seharusnya membuat suami berpikir ulang, bagaimana dia memperlakukan istrinya. Bahwa istri bukan sekadar teman hidup, orang yang membantu, yang mengurusi anak-anak, dan lain-lain.

Posisi istri bagi suami adalah sebagai sesama ahli waris kasih karunia dari Tuhan Yesus, yakni keselamatan, hidup kekal, dan Kerajaan Sorga. Jika salah memperlakukan istri, maka hubungan suami dengan Tuhan terganggu, komunikasi terhalang, dan pada gilirannya akan membuat rohani suami merosot.

Banyak anak-anak Tuhan, sudah meningkat pesat pelayanannya, masih sering keliru sikapnya terhadap istrinya. Ada yang antara lain masih kasar, mendominasi, mendikte, tak percaya, mengabaikan, dan tak melibatkan istri dalam pelayannya. Petrus terus terang menyatakan orang seperti ini mengalami hambatan dalam pertumbuhan rohaninya.

Suami harus meneladani sikap dan perlakuan Tuhan Yesus terhadap jemaaatNya. Paulus menyamakannya sama dengan sikap suami terhadap istrinya. Efesus 5:25 'Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya."--

Apa yang dilakukan Tuhan Yesus bagi jemaatNya. Dia mengorbankan diriNya, nyawaNya, Dia tepat janji, Dia setia menyertai, tak pernah meninggalkan jemaat, memberkati, menggembalakan, dan lain-lain. Para suami apa yang saudara lakukan ke istrimu? Ambillah sikap doa, minta Tuhan Yesus koreksi, supaya rohanimu, pelayananmu, pengenalanmu makin maju. TUHAN YESUS RAJASORGA MEMBERKATI. (tim kks)

AKU TAK TAKUT SEBAB TUHAN YESUS BESERTAKU

Mazmur 27:1-3  Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh. Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itu pun aku tetap percaya. --

Perang terus berkecamuk di muka bumi. Baik perang terbuka, musuh tampak jelas, maupun perang tertutup, musuh tak jelas di mana. Melibatkan banyak orang dan menelan tak sedikit korban. Bisa perang, antarkampung, antarsukubangsa, antarbangsa, antarnegara, antarakawasan, dan sebagainya.

Saat dua kubu berperang, maka kita yang berada di medan perang, berdekatan dengan lokasi pertempuran, tak bisa menyatakan diri netral. Mau tidak mau, sadar atau tidak sadar harus terlibat, dipaksa situasi. Seringkali, pihak yang bertikai menganggap siapa yang tak bersama mereka adalah musuh.

Ada banyak orang terjebak dalam perang. Orang-orang sebenarnya tidak tahu menahu dengan apa yang terjadi, tak terlibat atau tak mau terlibat menjadi korban. Mereka terdiri atas anak-anak, dan orang-orang yang ketepatan berada di area perang. Seperti sekarang terjadi Timur Tengah dan beberapa daerah di belahan dunia.

Daud mengungkapkan kesaksiannya di medan perang. Dia pernah dikejar-kejar orang yang mau membunuhnya. Namun, Daud mengalami pemeliharaan Tuhan yang luarbiasa. Dia menegaskan Tuhan merupakan terang dan keselamatannya. "AKU TAK TAKUT", kata Daud.

Saudara, kita sering berada dalam suasana perang. Tidak selalu konflik menggunakan senjata tajam dan senjata api. Mungkin terjebak tawuran pelajar/mahasiaswa, terjebak aksi massa anarkis yang mengatasnamakan agama dan sukubangsa, serta pertikaian lainnya.

Ingatlah Tuhan Yesus tak pernah meninggalkan kita pengikutNya sendirian. Dia selalu menyertai kita (Matius 28:20). Tuhan Yesus juga menempatkan malaikatNya mengawal kita ( Mazmur 34:7). Bahkan, ada tertulis dalam Lukas 21:18  Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.--

Percayakan dirimu dalam perlindungan Tuhan Yesus dalam setiap situasi. Sebab semua dalam kendali Tuhan, Dia yang berdaulat. Iblis pun tak sesuka hati menjatuhkan 'tangannya' atas manusia. Iblis tetap perlu izin Tuhan. Kita baca dalam  Ayub 1:12  Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN. --

Ayat di pasal berikutnya menyatakan hal yang sama dalam Ayub 2:6  Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."-- Jadi jelas, semua terjadi dalam kedaulatan Tuhan. Lalu kenapa harus takut? Kalaupun Tuhan izin sesuatu terjadi pada kita, pasti mendatangkan kebaikan bagi kita, sama seperti yang dialami Ayub. Bandingkan seperti yang tertulis dalam Roma 8:28.(Tim KKS)
TUHAN YESUS RAJASORGA MEMBERKATI

Rabu, 12 Desember 2012

ORANGTUA JADI SALURAN BERKAT ATAU KUTUK ?

Bahan Bacaan: 1 Raja-raja 11:12  Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya.-

Tuhan begitu murka melihat kelakuan Raja Salomo di masa tuanya. Salomo yang diberkati dalam segala hikmat, ternyata menyimpang. Hatinya menjauh dari Tuhan, terseret menyembah ilah asing, karena tedpengaruh istri-istrinya yang sangat banyak.

Hukuman telah diputuskan, kerajaan Israel akan terkoyak. Namun, yang menjadi renungan kita, ada penekanan dari kalimat yang disampaikan Tuhan kepada Salomo, yakni: oleh karena Daud, ayahmu. Ternyata, Tuhan masih memperhitungkan hambaNya Daud, sehingga Salomo tak perlu malu dan melihat kerajaannya tercerai berai di masa hidupnya. Tanpa Daud, maka Salomo akan melihat kehancuran kerajaan Israel.

Mengapa Daud mendapat tempat khusus di hati Tuhan? Padahal, Daud pun pernah jatuh ke dosa yang dalam, yakni berzinah dengan Bestsyeba dan bersiasat menyingkirkan Uria. Namun, Alkitab mencatat Daud menyesal setelah ditegur Nabi Natan. Dia minta ampun dan menerima hukuman Tuhan, yang mengakibatkan anak pertamanya dengan Betsyseba meninggal.

Inilah pernyataan Tuhan atas Daud: 1 Raja-raja 9:4  Mengenai engkau, jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dengan tulus hati dan dengan benar, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku--

Di mata Tuhan, Daud tulus hati, benar dan taat! Ini membawa dampak bagi keturunan Daud. Salomo diberkati, bahkan walau pun sudah layak dimurkai, tak dipermalukan, karena Tuhan memperhitungkan Daud. Ketaatan orangtua menjadi saluran berkat bagi anak-anak dan keturunannya.

Banyak contoh seperti Daud, dalam rekaman Injil, karena iman orangtua, anaknya diberkati dan diselamatkan Tuhan Yesus. Antara lain, kepala rumah ibadat Yairus, anaknya yang telah mati dibangkitkan Tuhan Yesus (Lukas 8:41-56), ayah dari anak yang sakit ayan (Matius 17:14-21), dan perempuan kanaan (Matius 15:21-28). Jadi, ketaatan kita kepada Tuhan Yesus, bukan hanya berdampak buat kita saja, tapi juga bagi keturunan kita.

Sebaliknya, ketidaktaatan orangtua, bisa berdampak ke keturunannya juga. Ini disampaikan dalam Keluaran 20:5  Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Tuhanmu, adalah Tuhan yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku--
Jadi saudara, pilihan di tangan kita, apakah kita ingin keturunan kita diberkati atau terkutuk. Jika taat sekarang kepada Tuhan Yesus, maka bukan hanya kehidupan sekarang yang diberkati, anak-anak kita pun ikut menikmatinya. Sebaliknya, akan kena kutuk anak-anak dan keturunan, jika menolak Tuhan. Kalau sayang anak, mari datang kepada Tuhan Yesus, serahkan hidupmu kepadaNya.(Medan, 13 Desember 2012, Tim KKS)

Selasa, 11 Desember 2012

AKU MAU TAAT DAN KOMIT SEPERTI YUSUF

Bahan Bacaan: Kejadian 50:20  Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Tuhan telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.--

Seharusnya Yusuf adalah orang yang keras kepala dan mau menang sendiri, sebab dia bersama adiknya Benjamin, sewaktu masa kecil hingga remaja dimanja ayahnya, Yakub. Lalu, seharusnya Yusuf menjadi pribadi yang penuh luka batin, pendendam dan kepahitan, sebab dia tak menikmati kasih ibunya Rahel, yang meninggal saat melahirkan Benjamin.

Kenapa karakter buruk yang sepertinya logis itu, melihat latar belakang Yusuf, tidak terjadi dalam hidupnya? Kasus istri Potifar, menunjukkan ketaatan Yusuf terhadap Firman Tuhan. Rupanya, dari masa kecil hingga remaja, saat dia dijual saudaranya sebagai budak, Yusuf telah belajar Firman Tuhan, dididik untuk menjauhi dosa, dan hidup dalam kekudusan. Godaan kecantikan tak mempan menggoyang iman Yusuf.

Yakub menerapkan dalam keluarganya Ulangan 6:6-7  Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.-- Itu sebabnya Yusuf menjadi manusia yang taat dan tangguh kendati hidup sebagai budak, masuk penjara, dan selanjutnya diangkat Tuhan menjadi pemimpin di Mesir.

Penderitaan dan perlakuan buruk yang dialami Yusuf tak membuatnya terluka. Dari bacaan kita di Kejadian pasal 50 tadi, jelas Yusuf mengampuni saudaranya. Padahal, kesempatan balas dendam terbuka, kekuasaan di tangannya dan abang-abangnya membutuhkan belas kasihan Yusuf.

Namun, dia bisa melihat apa yang dialaminya dari sudut pandang Tuhan. Bahkan, ada rencana Tuhan yang besar melalui Yusuf untuk menyelamatkan satu bangsa. Jalan-jalan Tuhan begitu ajaib, baik suka dan duka, masa senang dan penderitaan, semua mendatangkan kebaikan, asal kita mau taat dan mau masuk ke dalam rencana Tuhan Yesus.(Roma 8:28).

Bagaimana dengan kita? Banyak orang berdalih untuk tidak taat, dan luka batin. Tak sedikit menjadikan masa lalu dan apa yang dialaminya untuk membenarkan karakternya yang buruk, serta tak mau berubah. Kisah Yusuf mengajar bagi kita, apa pun latarbelakang, masa lalu dan yang dialami, tak bisa jadi alasan tidak menaati Tuhan. Katakan, dan ambil sikap: Saya mau taat dan komit seperti Yusuf.(Medan, 12 Desember 2012, Tim KKS)