Kasus I
Acara muda-mudi Kristen
tiba-tiba kacau. Awalnya masih berlangsung bagus saat mereka masih menyanyikan
lagu-lagu pujian dan penyembahan. Saat mulai ganti ke lagu umum populer yang liriknya kurang pas, beberapa orang mendadak
berteriak-teriak tak terkendali dan matanya melotot. Muka yang lembut menjadi
seram dan memaki-maki.
Rupanya muda-mudi ini kesurupan!
Mereka kemasukan setan yang mengaku tinggal di daerah itu. Pengurus gereja dan
beberapa orangtua yang mendampingi muda-mudi ini panik dan bingung. Telah
dicoba menyadarkan dengan memanggil nama dan menggoncang badan yang kesurupan,
malah makin beringas. Mereka tidak tahu mau berbuat apa lagi.
Dari antara pengurus gereja ini ada
yang berinisiatif menghubungi Hamba Tuhan yang mereka ketahui biasa mengusir
setan. Sementara Hamba Tuhan dalam perjalanan, muda-mudi yang kesurupan makin
bertingkah aneh, kadang ketawa, kadang menangis. Teman-temannya lari
menghindar, dan hanya mengintip dari kejauhan. Ketika Hamba Tuhan tiba, barulah
suasana terkendali, dan yang kesurupan dilayani dan akhirnya sadar.
Kasus II
Upacara bendera sebuah sekolah
bubar, karena puluhan siswanya mengalami kesurupan. Guru dan kepala sekolah panik,
padahal beberapa di antara mereka adalah orang Kristen. Orangtua yang mendapat
informasi peristiwa kesurupan massal, mulai bergerak menjemput anaknya
masing-masing.
Guru-guru
yang berpendidikan tinggi akhirnya memanggil dukun atau yang dihaluskan dengan
istilah orang pintar. Dukun berbekal air putih tampak komat-kamit, lalu
memercikkan air ke yang kesurupan. Berjam-jam, baru semua yang kesurupan sadar.
Kepala sekolah memutuskan semua siswa pulang dan libur satu hari.
Eh, besoknya
saat sekolah baru mulai beberapa les, kesurupan massal kembali terjadi di
kelas-kelas.. Setan yang merasuk ke dalam siswa ini mengaku sebagai penunggu
sekolah itu. Dukun kembali dipanggil dan beraksi kembali dengan air putih
dibarengi mulut komat-kamit. Setelah suasana tenang kembali, dukun mengaku
melihat banyak roh di lingkungan sekolah. Dia menyarankan ritual mengusir
roh-roh tersebut.
Pada hari
yang ditentukan, acara ritual dilakukan dukun didampingi kepala sekolah,
beberapa guru dan perwakilan orangtua. Saat upacara pengusiran dilakukan,
tampak ada bunga, kemenyan dibakar, dan jeruk purut. Dukun tiba-tiba meronta
dan mata melotot, lama dia baru tenang lagi. Dia mengaku roh yang tinggal di
sekolah itu cukup kuat dan tak bisa diusir. Roh itu kata dukun mau tinggal
tetap di situ, dan marah karena pohon tua tempatnya dipotong pihak sekolah.
Dukun
menyarankan roh-roh itu ditenangkan. Upacara ritual dilakukan sekali lagi,
bukan pengusiran, tapi memuja agar roh itu tenang. Kambing dipotong dan
kepalanya ditanam di bekas pohon tua
yang ditumbang. Sejak kejadian itu, anak-anak sekolah menjadi takut
bermain dekat lokasi tersebut.
Kenapa orang
Kristen yang mengaku sebagai pengikut Yesus Kristus dalam kasus I dan II, tak
bisa mengusir setan. Mengapa pula harus meminta pertolongan dukun, yang
akhirnya terseret dalam penyembahan berhala dan bersekutu dengan roh jahat.
Kasus ini sering terjadi di sekitar kita, dan mungkin sebagian dari pembaca
traktat ini pernah mengalaminya.
Padahal
Tuhan Yesus Kristus mengatakan mengusir setan merupakan tanda orang percaya. “Tanda-tanda ini akan menyertai
orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan demi namaKu, mereka akan
berbicara dalam bahasa yang baru bagi mereka.”(Markus 16:17). Paulus mempraktikkannya dalam Kisah 16:18”……Demi nama Yesus Kristus aku
menyuruh engkau keluar dari perempuan ini. Seketika itu juga keluarlah roh itu”
Jadi senjata
dalam mengusir setan adalan nama Yesus Kristus, Rajasorga, penguasa alam
semesta. Orang percaya/murid Yesus diberikan wewenang menggunakannya namaNya
untuk mengusir setan. Dalam catatan Kisah Rasul, para murid melakukan
pengusiran setan di mana-mana hanya dengan UCAPAN, sebagaimana Tuhan Yesus
mengusir setan seperti tertulis rekaman Injil (kitab Matius, Markus, Lukas, dan
Yohanes). Tentu saja murid-murid melakukan pengusiran setan dari orang lain, setelah
mereka sendiri lebih dahulu mengalami pengusiran dari diri masing-masing
(Matius 12:28).
Namun bagaimana menggunakannya? Sebab
ada yang mencoba-mencoba menggunakan nama Yesus Kristus, akibatnya tragis. Yang terjadi justru sebaliknya, seperti direkam
dalam Kisah Rasul 19:13-17: “Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang
berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka
yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya:”Aku menyumpahi kamu demi nama
Yesus yang diberitakan oleh Paulus.” Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh
orang anak dari seorang imam kepala Yahudi bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu
menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu siapakah kamu?”
Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua
dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang
dan luka-luka. Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik Yahudi
maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama
Tuhan Yesus.”
Mengapa tujuh anak Skewa gagal
mengusir setan, padahal sudah menggunakan nama Yesus? Malah mereka
dipermalukan, dihajar dan ditelanjangi
roh jahat melalui orang yang dirasukinya. Jawabannya, karena karena soal
status anak-anak Skewa ini! Di ayat 13 tertulis jelas mereka adalah tukang
jampi alias dukun, atau istilah sekarang orang pintar. Walau ayahnya merupakan
imam kepala Yahudi, anak-anak Skewa masih berstatus warga kerajaan iblis. Dalam
diri mereka masih ada ikatan-ikatan iblis, bagaimana mungkin bisa mengusir
iblis dan roh-roh jahatnya.
Jadi, kelayakan menggunakan kuasa
nama Yesus Kristus, sangat menentukan untuk bisa mengusir setan-setan. Kita
perlu dulu memeriksa di hadapan Rajasorga Tuhan Yesus Kristus, apakah masih ada
ikatan-ikatan iblis dalam diri kita. Rajin ke gereja dan persekutuan tak
menjadi jaminan bebas dari belenggu iblis. Anak-anak Skewa ini memiliki ayah
yang merupakan imam kepala. Artinya, ibadah bukan sesuatu yang asing bagi
mereka. Tapi mereka tetap berprofesi sebagai tukang jampi atau dukun.
Bagaimana caranya seseorang mengalami
keterikatan dengan iblis? Banyak jalur dan cara seseorang bisa terikat denga
iblis. Pertama, perjanjian dengan iblis, bisa jadi bukan kita yang membuat
perjanjian ini, melainkan lelulur/nenek moyang kita. Kita bisa telusuri dari
riwayat keluarga, apalagi kalau leluhur kita dulunya dukun atau memiliki
kemampuan gaib, atau belum menjadi Kristen (pengikut Tuhan Yesus). Perjanjian
dengan iblis ini harus dibatalkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, dan diusir
semua malaikat iblis yang mendampingi selama ini. Selanjutnya membuat
perjanjian baru dengan Tuhan Yesus (Yeremia 31: 31-34).
Jalur kedua, karena persekutuan
dengan iblis, antara lain terlibat dalam perdukunan, penyembahan berhala, memiliki
jimat atau penjaga badan, meminta berkat ke kuburan, menyembah ilah asing (yang
mengaku Tuhan, di luar Rajasorga Tuhan Yesus Kristus, satu-satunya Tuhan yang
benar), dan lain sebagainya. Semua persekutuan dengan iblis, baik yang atas
kesadaran sendiri, diajak orang lain, atau bukan atas kemauan sendiri, semua
harus disangkali dalam nama Tuhan Yesus Kristus, dan diusir semua roh jahat
yang sempat masuk. Selanjutnya membangun persekutuan baru dengan Tuhan Yesus
(Yohanes 15: 4-5).
Jalur ketiga, adalah jasa-jasa iblis
yang pernah kita terima, ini sejalan dengan adanya perjanjian dan persekutuan
dengan iblis. Semua jasa-jasa iblis seperti kesembuhan dari dukun, bebas dari
bahaya karena penjaga badan, memiliki kemampuan gaib seperti meramal, dan lain
sebagainya. Semua jasa-jasa iblis ini harus ditolak, dan selanjutnya hanya mau menerima jasa dari Tuhan Yesus
Kristus.
Jalur keempat adalah dosa yang kita
lakukan. Dosa adalah pelanggaran hukum Tuhan (1 Yohanes 3:4). Penyelesaiannya
dengan mengaku dosa maka Tuhan Yesus akan mengampuni sebagaimana tertulis dalam
1 Yohanes 1: 9. Jalur kelima, adalah
adanya kutuk karena dosa kita sendiri, dan
dosa lelulur, atau leluhur kita saling mengutuki dengan musuhnya. Ini
diselesaikan dengan meminta belas kasihan Raja Yesus menggantikan kutuk menjadi
berkat. Jalur lain adalah adanya luka-luka batin, sakit hati, kepahitan, yang
belum diselesaikan (Ibrani 12:15). Mintalah Tuhan Yesus membebat dan
menyembuhkan luka-luka hati. Ampuni orang-orang yang melukai hatimu. Jika belum
bisa, minta Tuhan Yesus Kristus mampukan, dengan memulai mengampuni dengan
mengucapkan pengampunan.
Sebaiknya untuk menyelesaikan
ikatan-ikatan iblis ini, Anda menghubungi Hamba Tuhan yang mengerti soal
pengusiran iblis, supaya Anda dilayani secara pribadi. Selanjutnya Tuhan Yesus
yang membimbing Anda hidup dan bertumbuh sebagai warga Kerajaan Surga. Jika
bersedia, kami bersedia membantu Anda terbebas dari ikatan iblis, sehingga
dilayakkan untuk bisa mengusir setan dari diri sendiri dan orang lain, hanya
dengan UCAPAN. Silakan sms no handphone di bagian akhir traktat ini.
Bagi yang mau menyelesaikan ikatan
dengan iblis, silakan berdoa dengan bersuara mengikuti teks doa ini: Tuhan
Yesus Kristus Rajaku, aku mohon ampun atas dosa-dosaku. Saya mohon darah Yesus
yang telah tercurah di Golgota membasuhku. Aku ingin dilayakkan menggunakan nama
Rajasorga Yesus Kristus untuk mengusir iblis. Oleh karena itu, semua bentuk
perjanjian dengan iblis dan malaikatnya, persekutuan dan jasa-jasanya, kutolak
dalam nama Yesus Kristus. Selanjutnya, perjanjian, persekutuan, dan jasa yang
kuterima hanya dari Rajasorga Yesus Kritus. Rohmulah yang saya undang bekerja
dalam diriku, menuntunku masuk dalam kerajaanMu. Malaikatmu saya undang
menjagaiku senantiasa. Amen
Jika ada
yang membutuhkan pelayanan lanjutan, atau minta minta dikirimi buku-buku untuk
bertumbuh, bisa menghubungi tim pelayanan Komunitas Kerajaan Sorga melalui satu dari empat cara di bawah ini. (Saran dan masukan soal isi traktat email ke penulis traktat: bantors@gmail.com)